News . 07/04/2021, 20:40 WIB
JAKARTA - Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan di Amerika Serikat, menyebutkan 1 dari 3 penyintas COVID-19 alami gangguan mental. Dalam riset yang melibatkan 230.000 lebih mayoritas pasien Amerika terdiagnosis mengalami gangguan otak atau psikiatri dalam kurun waktu enam bulan.
Para peneliti yang melakukan analisis menyebut belum mengetahui secara jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi. Namun, ini adalah diagnosa yang paling umum di antara 14 gangguan yang mereka temukan.
"Hasil kami mengindikasikan bahwa penyakit otak dan gangguan kejiwaan lebih umum setelah COVID-19 dibanding setelah flu atau infeksi pernapasan lainnya," ujar Max Taquet, psikiater di Universitas Oxford Inggris, yang memimpin riset tersebut.
Dikatakannya, riset itu tidak dapat menentukan mekanisme biologis atau psikologis yang dilibatkan. Namun, menurutnya, penelitian harus dilakukan penelitian guna mengidentifikasi ini "dengan maksud untuk mencegah atau mengobati itu."
Temuan baru ini, yang dipublikasi di jurnal Lancet Psychiatry, menganalisis catat kesehatan 236.379 pasien COVID-19, yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat, dan menemukan 34 persen di antaranya terdiagnosa penyakit kejiwaan atau saraf dalam waktu enam bulan.
Kecemasan,17 persen dan gangguan suasana hati (mood), 14 persen adalah yang paling umum, dan sepertinya tidak terkait dengan seberapa ringan atau parah COVID yang dialami si pasien.
"Meski risiko individu untuk sebagian besar gangguan kecil, efek terhadap seluruh populasi bisa jadi besar," kata Paul Harrison, profesor kejiwaan Universitas Oxford yang juga memimpin riset tersebut.(gw/ant/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com