AS Dikepung Suhu Dingin Ekstrem

fin.co.id - 23/02/2021, 12:35 WIB

AS Dikepung Suhu Dingin Ekstrem

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) tengah dilanda suhu dingin ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Sebanyak 70 orang ditemukan tewas akibat bencana tersebut. Dari total korban meninggal, sebagian besar ditemukan di negara bagian Texas.

BACA JUGA:  Pakai Emoji Jari Tengah, Ferdinand Akui Ingin Ceburin Anies di Banjir Cipinang Melayu

Salah satu yang ditemukan petugas adalah jenazah bocah berusia 11 tahun di Conroe, sebuah kota dekat Houston. Ia ditemukan di tempat tidur rumahnya, yang tidak dapat menyalakan penghangat ruangan karena mengalami pemadaman listrik.

Dua pria juga ditemukan meninggal di rumah mereka di kota Buffalo Gap. Keduanya juga diyakini mengembuskan napas terakhir karena tak kuat menahan suhu dingin ekstrem.

BACA JUGA:  Jokowi Tegaskan Sanksi Pencopotan bagi Pejabat Daerah yang Tak Bisa Atasi Karhutla

Sheriff Taylor County, Ricky Bishop, mengaku menerima banyak panggilan telepon dalam beberapa hari terakhir, yang meminta otoritas setempat untuk memeriksakan kondisi keluarga atau sahabat yang mungkin menderita di tengah suhu dingin dan pemadaman listrik.

BACA JUGA:  Calon Presiden 2024 Sebut Gubernur Anies Tak Serius Atasi Banjir Jakarta

"Banyak kematian di Texas kemungkinan diakibatkan hipotermia, kondisi di saat seseorang kehilangan panas tubuh dengan cepat," kata Bishop, dilansir dari laman NTD, Senin (22/2/2021).

Dr Robert Glatter, dokter dari rumah sakit Lenox Hill di New York City menambahkan, bahwa hipotermia merupakan kondisi berbahaya jika tidak segera ditangani.

BACA JUGA:  Edhy Prabowo Tegaskan Kebijakan Ekspor Benih Lobster untuk Kepentingan Masyarakat

"Jika dibiarkan berjam-jam, maka kondisinya dapat menjadi sangat berbahaya," ujarnya.

Juru bicara penyedia layanan ambulans MedStar, Matt Zadavsky mengatakan, bahwa sebagian besar panggilan telepon terkait hipotermia datang dari warga yang menelepon dari rumah mereka masing-masing.

"sempat menerima 77 panggilan telepon terkait hipotermia pada rabu kemarin. Beberapa yang menelepon mengaku mengalami mati rasa di bagian tangan dan kaki, sementara sebagian lainnya lebih parah dan berbahaya," kata Zadavsky.

Sementara itu di Washington, Presiden Joe Biden telah mendeklarasikan status bencana besar untuk Texas, Oklahoma, dan Louisiana. Namun, karena Texas merupakan yang terparah, Biden pun meningkatkannya menjadi status bencana besar.

BACA JUGA:  Rocky Gerung: Banjir di Jakarta Paling Parah Ketika Jokowi jadi Gubernur, Bundaran HI Jadi Kolam Renang

Dilansir dari laman BBC, saat ini, aliran listrik mulai kembali di seantero Texas, dan suhu udara juga perlahan naik. Namun setidaknya 14 juta warga Texas masih kesulitan mengakses air bersih.

BACA JUGA:  Seorang Nelayan Manfaatkan Sertipikat, Modal Didapat Melalui Pemberdayaan Masyarakat

"Saya telah memerintahkan bantuan federal untuk membantu upaya pemulihan di berbagai area yang terkena dampak badai salju parah," kata Biden dalam pernyataan dari Gedung Putih.

"Bantuan dapat berupa dana perbaikan rumah, kredit berbunga rendah untuk properti yang tidak diasuransikan, dan program-program lainnya untuk membantu warga dan pemilik tempat usaha bangkit dari bencana," sambungnya.

BACA JUGA:  Nadjamudin Ramly Meninggal Dunia, Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan

Biden kabarnya juga telah berkomunikasi dengan wali kota dari beberapa kota di Texas seperti Houston, Austin, dan Dallas, untuk memastikan mereka semua mendapat akses bantuan federal.

"Saya berterima kasih kepada Biden atas status bencana darurat. Ini sebagai sebuah langkah penting perdana," kata Gubernur Texas Greg Abbott. (der/fin)

Admin
Penulis