JAKARTA - Basarnas Mamuju mengungkapkan korban tewas akibat gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) lalu mencapai 105 orang.
"Berdasarkan hasil sementara sinkronisasi dan validasi yang dilaksanakan oleh tim, korban meninggal dunia akibat gempa bumi itu berjumlah 105 orang, yakni sebanyak 95 orang di Kabupaten Mamuju dan 10 orang di Kabupaten Majene," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mamuju Saidar Rahmanjaya, Rabu (27/1).
Sementara, jumlah korban luka-luka akibat gempa tersebut berjumlah 3.369 orang. Sementara sedikitnya 89.524 warga yang terdampak terpaksa mengungsi di sejumlah titik pengungsian.
Saidar menyampaikan, tim sinkronisasi telah melakukan validasi data terkait jumlah korban yang meninggal dunia.
"Sinkronisasi dilakukan dalam rangka menyiapkan data korban gempa bumi yang valid, guna mendapatkan santunan kepada ahli waris korban," ucapnya.
Ia juga menyampaikan, berdasarkan arahan Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris, pada rapat evaluasi yang juga dihadiri oleh seluruh stakeholder, Kantor Basarnas Mamuju ditunjuk sebagai koordinator dalam melakukan sinkronisasi dan validasi data korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju.
"Tim sinkronisasi dan validasi data korban meninggal ini, terdiri dari Basarnas, TNI dan Polri, Kemensos, Kementerian Kesehatan dan BNPB dan beberapa sumber pendukung lainnya melakukaan proses validasi untuk mendapatkan data yang valid agar ahli waris korban meninggal dunia segera mendapatkan santunan," ujar Saidar.
Ia menyatakan, pemberian santunan terlah diproses oleh Kementerian Sosial. Dirinya pun berharap agar seluruh korban meninggal dunia akibat gempa dapat tervalidasi.
"Sehingga akan mempercepat proses pemberian santunan ke ahli warisnya masing-masing," tambahnya.
Sementara, berdasarkan data BNPB, gempa merusak satu kantor Danramil, 17 fasilitas kesehatan, 4.122 rumah, serta 32 fasilitas ekonomi dan perkantoran di Kabupaten Mamuju.
Sementara di Kabupaten Majene gempa ercatat merusak 3.741 rumah, satu hotel, satu minimarket, kantor gubernur, lima unit fasilitas kesehatan, tiga jembatan, dan satu pelabuhan.
Total kerugian akibat gempa tersebut ditaksir mencapai Rp829,1 miliar. (riz/fin)