News . 18/01/2021, 13:00 WIB
Dwikorita Karnawati juga menambahkan, kini bersama timnya telah memasang alat pengukur di dekat titik lokasi gempa. Tujuannya untuk mengukur lebih akurat data gempa yang terjadi.
Masyarakat terdampak gempa di Majene dan Mamuju diimbau tak panik. Tetap berada di lokasi pengungsian.
Pemerintah juga harus memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak gempa bisa terpenuhi.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kebencanaan Universitas Hasanuddin, Prof Adi Maulana mengatakan, penyebab adanya korban jiwa saat gempa disebabkan oleh reruntuhan.
Adi mengungkapkan, potensi gempa susulan dengan daya yang lebih besar juga belum bisa dipastikan. Belum ada teknologi yang memastikan hal tersebut.
"Intinya masyarakat diimbau tidak tinggal di rumah. Terutama sepekan pasca gempa utama. Penyebab utama adanya korban jiwa bukan karena gempanya, melainkan tertimpa reruntuhan," jelasnya.
Kata Adi, pemerintah harus hadir menenangkan warga. Adi menjelaskan, pasca gempa, pastikan pusat evakuasi atau tempat berdirinya tenda pengungsian berada di daerah yang lapang dan steril dari potensi tertimpa reruntuhan.
Adi menerangkan gempa susulan dengan getaran yang lebih besar juga belum tentu terjadi. Hanya saja, jika merujuk sejarah kegempaan di Majene, gempa berskala 6,9 SR pernah terjadi pada 1967 dan 1969.
Riwayat itulah yang kemudian dijadikan patokan BMKG sehingga memunculkan kesimpulan yang berorientasi pada prinsip kehati-hatian. "Ada data base. Di tempat itu punya riwayat 6,9 SR. Jadi asumsinya, bisa saja berulang. Apalagi dilihat pasca gempa 6,2 SR diikuti susulan yang jarang terjadi," katanya.
Adi Maulana menuturkan, warga juga mesti mewaspadai potensi longsor pascagempa. Setelah gempa akan ada rekahan tanah yang akan diisi oleh air hujan. Jika mencapai titik jenuh, akan mengakibatkan tanah longsor. (rdi/rif-zuk)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com