News . 07/01/2021, 14:00 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan meski anggaran terkuras habis-habisan untuk menangani pandemi Covid-19 di dalam negeri, namun defisit APBN masih aman.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, defisit masih aman di bawah 6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu masih di bawah diatur dalam Perpres 72 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.
Bendahara negara itu menambahkan, jika dibandingkan dengan negara lain, defisit di Indonesia masih lebih rendah. Untuk Amerika Serikat (AS) misalnya, defisit mencapai 18,7 persen, Prancis dekati 11 persen, Cina dekati 12 persen, dan India 13,1 persen.
Kondisi sama juga terjadi di ASEAN. Artinya, defisit Indonesia masih lebih rendah ketimbang di kawasan ASEAN. Adapun Malaysia defisit 6,5 persen, Filipina 8,1 persen, Thailand 5,2 persen.
Terpisah, Ekonom INDEF Nailul Huda mengatakan, defisit APBN kali ini yang sangat melebar memang sudah diprediksi oleh beberapa kalangan, termasuk ekonom.
"Saat ini memang penggunaan anggaran perlu besar untuk penanggulangan pandemi namun penyerapan perpajakan masih sangat seret dan tertekan," kata Huda.
"Paling tidak tunjukkan kalau pemerintah serius merealokasi belanja tidak penting," ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah juga harus mewaspadai defisit APBN pada tahun 2021. Penerimaan perpajakan mungkin akan sedikit membaik namun tidak signifikan. Sebab, belanja untuk penanggulangan Covid-19 akan tetap besar. (din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com