Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Brigadir Jenderal Andi Rian menambahkan polisi dan anggota FPI sudah terlibat baku tembak sejak di Jalan Internasional Karawang. Polisi akhirnya menangkap keenam anggota FPI yang menaiki mobil Chevrolet Spin di rest area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
BACA JUGA: Ketika Masyarakat Hingga Anggota DPR Siap jadi Jaminan Penangguhan Habib Rizieq
"Namun, di rest area tersebut, dua anggota FPI diduga sudah tewas oleh baku tembak sebelumnya. Kedua tubuh anggota FPI itu kemudian diangkut dengan mobil Avanza milik polisi," katanya.Sementara itu, empat anggota FPI yang masih hidup dibawa dengan mobil Daihatsu Xenia menuju Polda Metro Jaya. Dalam mobil itu, ada tiga polisi yang mengawal. Dua polisi duduk di depan, satu polisi di tengah bersama satu anggota FPI, sementara tiga anggota FPI lainnya duduk di bangku belakang.
"Mereka tidak diborgol, karena kita saksikan mereka ditaruh di belakang tiga, satu dibiarkan duduk di samping petugas di bagian tengah," lanjutnya.
Dikatakannya, sekitar satu kilometer dari rest area, para anggota FPI melawan dan berupaya merebut senjata polisi. Karena itu, polisi akhirnya menembak mereka.
BACA JUGA: Pendukung HRS Ramai-ramai Minta Ditahan, Muannas: Pak Kapolri, Kabulkan Saja!
"Sehingga keempat pelaku dalam mobil mengalami tindakan tegas dan terukur dari anggota yang ada," ujarnya.Andi menjelaskan dalam rekonstruksi tersebut memang tidak menyertakan pihak FPI. Menurutnya, FPI tak punya kapasitas menjelaskan insiden tersebut.
"Apa tujuannya ngundang FPI, memangnya dia tahu? Kalau dia tahu kejadian, biar kami panggil jadi saksi," tuturnya.
Meski demikian, penyidikan sejauh ini masih berjalan. Sehingga, bukan tidak mungkin kepolisian bakal memanggil pihak-pihak FPI untuk dimintai keterangan.
"Kalau mereka tahu terkait peristiwa ini, silakan ditunggu biar kami periksa jadi saksi," ucapnya.
BACA JUGA: HRS Ditahan, Non Muslim Ini Pertanyakan Kerumunan Acara Habib Lutfi bin Yahya
Andi juga menjelaskan bahwa satu rombongan FPI berhasil kabur sebelum masuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau di TKP pertama di dekat bundaran Novotel, Mahakarya."Itu tergambar di adegan pertama (rekonstruksi), di TKP pertama. Bahwa mobil anggota itu kan satu, mobil pelaku tuh ada dua, satu yang pertama kali menabrak mobil anggota kemudian dia melarikan diri, itulah yang diduga berisi diduga ya, berisi 4 orang laskar. Apakah isinya 4 atau lebih, kita nggak tahu juga kan," jelasnya.
Saat bentrokan terjadi, kondisi di lokasi gelap dan sedang turun hujan. Jadi, anggota yang berada di lokasi tidak melihat jelas jumlah pengikut HRS yang kabur.
"Enam (orang) itu muncul kalau nggak salah baca itu, Munarman dari pihak FPI bahwa ada 6 itu isinya (dalam satu mobil). Kalau anggota kan namanya gelap, kondisi hujan, kan pasti cuma melihat siluet-siluet saja nggak melihat jelas. Tapi yang jelas mobil itu menabrak mobil anggota pertama kali," tuturnya.
BACA JUGA: Infografis: Statistik Covid-19 di Indonesia Sabtu, 12 Desember 2020
"Kalau jumlah orangnya (yang kabur) belum (diketahui), tapi jumlah mobil yang mepet anggota, dua mobil yang menabrak mobil anggota itu," lanjutnya.Sementara itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto hadir dalam rekonstruksi tersebut. Memperharikan rekonstruksi tersebut, dia mengatakan, adanya penyerangan aktif dari laskar FPI.
"Terima kasih saya bisa ikut dari awal sampai akhir dan saya bisa menyaksikan sendiri bahwa memang benar terjadi penyerangan yang aktif menyerang dari kelompok itu, dari awal," ujar Benny.
"Ini kiranya menjadi pemahaman kita bersama apa yang sesungguhnya terjadi," imbuhnya.
Sedangkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik tak mau mengomentari lebih banyak soal rekonstruksi yang digelar Polri. dia mempersilakan Polri melakukannya.