News . 26/11/2020, 08:33 WIB
JAKARTA – Disebutnya nama Azis Syamsuddin dalam persidangan kasus red notice Djoko Tjandra, membuat kaget sejumlah pihak. Komisi Pemberantasan Korupsi harus menelusuri lebih dalam kasus yang melibatkan oknum kepolisian dan pengusaha ini.
Koordinator Masyarakat AntiKorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman kepada Fajar Indonesia Network masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut soal disebutnya nama Azis Syamsuddin dalam persidangan.
Soal adanya temuan atau adanya keterkaitan, Boyamin juga mengaku belum ada yang terbaru. “Maaf belum ada (data terbaru-red). Sepenuhnya kita serahkan ke KPK untuk lebih mendalaminya,” kata Boyamin, Rabu (25/11).
Selanjutnya, Azis juga mengirimkan link jika disebut-sebut namanya, sudah dijawab langsung di persidangan oleh Tommy Sumardi. Yang membantah adanya keterlibatan Parlemen dalam kasus ini.
Diketahui, pengusaha Tommy Sumardi membantah kesaksian Irjen Napoleon Bonaparte yang menyatakan dirinya pernah menyebut nama Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, serta Ketua MPR Bambang Soesatyo saat bertemu dan meminta mantan Kadiv Hubinter Polri itu memeriksa status red notice Joko Tjandra.
Tommy menegaskan keberatannya atas keterangan Napoleon yang menyebut nama Listyo, Azis, dan Bamsoet. “Keberatan yang mulia,” jawab Tommy. Majelis hakim kembali mengonfirmasi Tommy mengenai keterangan yang disampaikan Napoleon.
“Saudara tidak lakukan?,” tanya hakim. “Tidak yang mulia. Karena saya tidak bisa menzalimi orang. Mengenai yang beliau katakan bahwa saya itu datang ke sana mengarang-ngarang cerita seakan beliau ini ada tindak pidana ini, memang saya gila yang mulia, saya masuk penjara gara-gara ini, jadi apa yang saya lakukan sesuai dengan BAP, itu keterangan yang sebenar benarnya yang mulia,” tegas Tommy.
Diberitakan sebelumnya, Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte buka-bukaan terkait perkara dugaan suap pengurusan penghapusan nama Djoko Tjandra dari daftar red notice Polri.
Ia mengungkap kedekatan pengusaha Tommy Sumardi dengan Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Informasi tersebut didapat Napoleon secara langsung dari penuturan Tommy yang menyinggung kedekatannya dengan Kabareksrim Polri saat awal perkenalan keduanya.
Lalu, Tommy meminta Prasetijo meninggalkan ruangan karena ingin berbicara dengan Napoleon. Saat pertemuan keduanya, Tommy menjelaskan kedatangannya bermaksud memeriksa status red notice Djoko Tjandra.
Napoleon lantas mempertanyakan latar belakang Tommy lantaran pengusaha tersebut bukan saudara, keluarga, maupun pengacara Djoko Tjandra. Tommy mengaku sebagai teman Djoko Tjandra.
Saat itulah, Tommy menyinggung kedekatannya dengan Listyo. Bahkan, Tommy menawarkan untuk menelepon Listyo agar meyakinkan Napoleon.
Atas klaim tersebut, Napoleon mulai mempercayai pernyataan Tommy. Apalagi, Tommy kemudian menceritakan mengenai kedekatannya dengan Listyo, termasuk saat menjadi koordinator pelaksana dapur umum yang digelar Bareskrim di enam titik.
Selain itu, beber Napoleon, Tommy juga menelepon Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Telepon yang tersambung dengan Azis itu pun Tommy serahkan ke Napoleon.
“Terdakwa menelpon seseorang. Setelah sambung, terdakwa seperti ingin memberikan teleponnya pada saya. Saya bilang, ‘Siapa yang anda telepon mau disambungkan pada saya?’ Terdakwa mengatakan, ‘Bang Azis’, ‘Azis siapa?’ ‘Azis syamsuddin’. ‘Oh wakil ketua DPR RI?’ Ya karena dulu waktu masih pamen saya pernah mengenal beliau, jadi saya sambung, ‘Assalamualaikum, selamat siang Pak Azis, eh Bang apa kabar? Baik’,” jelas Napoleon.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com