BANDUNG - Masuknya hewan buas ke dalam rumah warga saat peristiwa banjir tiba bukan kali pertama didapati oleh Dinas Pemadam Kebaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung. Selama 2020, tercatat sudah ada 122 laporan yang diterima.
"Laporan dan kejadiannya yang pernah kita evakuasi kurang lebih kita menangani 122 kejadian," ujar Kepala Bidang Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung, Yusuf Hidayat di Balai Kota Bandung, Rabu (11/11).
BACA JUGA: Dewi Tanjung: Novel Bamukmin Kepala Bersorban Tapi Mulut Nyampah Banget
Ia menuturkan, pihaknya sendiri tidak hanya bertugas untuk menangani kebakaran ataupun bencana banjir. "Data itu dari Januari sampai sekarang. Kan itu fungsi Diskar penanganan non kebakaran, ada animal rescue, dan penyelamatan orang, ada penyelamatan cincin juga, kita tetap melayani sebisa mungkin," tuturnya seperti dikutip Jabar Ekspres (Fajar Indoensia Network Grup).Yusuf mengatakan, hewan buas yang pernah ditanganinya yakni biawak dan ular. Mulai dari ikan koros, sapi, hingga ular paling berbisa, kobra. Menurutnya, peristiwa hewan buas yang masuk ke kawasan penduduk dipicu karena faktor cuaca.
BACA JUGA: Habib Rizieq: Kenapa Para Penista Agama Denny Siregar, Abu Janda dan Ade Armando Tidak Diproses?
"Biawak itu bulan kemarin, di daerah Bandung Timur. Fenomena (penemuan) ular ini perubahan cuaca, seringnya itu pada saat musim hujan dimana air itu naik, banjir, itu terbawa, baik dari pegunungan, dari sungai, terbawa sampai komplek," jelasnya.Menurut Yusuf, adapun celah yang mungkin dilalui ular khususnya yakni melalui pintu ataupun saluran pembuangan air. "Masuk ke celah-celah, ada kemungkinan potensi pemilik rumah itu tidak ditutup, kemudian lewat sela-sela pintu, ketiga yang paling dikhawatirkan itu lewat saluran air kotor, kamar mandi," ungkapnya.
BACA JUGA: Bea Cukai Pulang Pisau dan BNNP Kalteng Gagalkan Penyelundupan Tembakau Gorila
Untuk menghindari terjadinya hewan buas masuk ke dalam rumah, terlebih ketika musim hujan ataupun banjir, Yusuf mengimbau masyarakat untuk mlakukan pembersihan lingkungan. Mulai dari selokan, hingga saluran pembuangan air untuk mencegah serta mendeteksi lebih dini keberadaan hewan tersebut.Adapun hewan yang sempat ditangkap oleh pihaknya, Yusuf mengatakan selalu berkoordinasi dengan pecinta hewan, dan BKSD atau bahkan dengan pihak kebun binatang untuk memelihara hewan tersebut.
Tak hanya fenomena ular dan biawak yang masuk kawasan warga, tak jarang Yusuf juga menerima laporan adanya sarang tawon yang sering ditemukan di atap warga. Bahkan, kasusnya mencapai ratusan.
BACA JUGA: Kasus Kebakaran Gedung Kejagung, Polri Periksa Konsultan Perencana Pengadaan
"Sarang tawon itu kita menangani 229 kurang lebih, jadi banyak, kita memang laporan non kebakaran itu ada 489. Di data sampai sekarang ini, kemarin saja sampai kucing di Sukajadi," ungkapnya."Ada juga kan tawon yang berbahaya yang bisa sampai mengakibatkan kematian, itu harus hati-hati. Posisi (sarang tawon) ada di atas atap," sambungnya.
Yusuf menegaskan kepada warga untuk menghubungi Diskar PB saat menemukan peristiwa semacam itu. Ia juga menyarankan masyarakat untuk tidak menangani peristiwa tersebut tanpa keahlian.
"Saya imbau, apabila tidak ada keahlian tertentu, jangan sekali-kali menangani sendiri, itu bahaya, maka langsung hubungi kami. Hubungi ke 7207113, kami pasti akan melayani penanganan non kebakaran," tegasnya. (mg7)