JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memastikan, bahwa akan ada enam versi vaksin Merah Putih untuk penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual yang diadakan di Gedung Graha BNPB.
"Karena menggunakan platform yang berbeda-beda otomatis nanti akan muncul enam versi vaksin," kata Bambang di Jakarta, Kamis (29/10).
BACA JUGA: Penegak Hukum Harus Kooperatif, Perpres Supervisi Jadi Pengingat
Bambang menyebutkan, enam versi vaksin tersebut didapatkan dari enam institusi dalam negeri yang mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platofrm yang berbeda-beda, yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlanggadan Institut Teknologi Bandung.Vaksin yang dibuat Eijkman dengan platform subunit protein rekombinan sudah mencapai kemajuan lebih dari 50 persen dari skala laboratorium dan direncanakan untuk uji praklinik pada hewan di November 2020.
LIPI mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan fusi. Universitas Gadjah Mada mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan.
BACA JUGA: Soal Hukum Mati Bagi Penghina Nabi, Ustad Hilmi Sarankan Abu Janda Baca Sirah Nabawiyah
Universitas Indonesia mengembangkan vaksin dengan platform DNA, mRNA, dan virus-like-particles. Institut Teknologi Bandung mengembangkan vaksin dengan platform adenovirus, dan Universitas Airlangga mengembangkan vaksin dengan dua platform yakni adenovirus dan adeno-associated virus (AAV).Menurut Bambang, pengembangan vaksin dengan berbagai platrom tersebut sebenarnya mirip dengan yang dilakukan oleh banyak pihak luar negeri seperti AstraZeneca yang menggunakan platform non-replicating viral vector, Moderna yang menggunakan platform RNA.
Sedangkan Sinovac dari China menggunakan platform inactivated virus, dan CanSino Biological Inc/Beijing Institute of Biotechnology yang menggunakan platform non-replicating viral vector.
BACA JUGA: Dianggap Sudutkan SBY, Ferdinand Minta Demokrat Lapor Rizal Ramli
"Tetapi yang paling penting produksi sama yaitu vaksin Covid-19," ujarnya.Bambang menjelaskan, perbedaan platform yang digunakan dalam pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 tergantung kepada teknologi yang dikuasai oleh masing-masing institusi atau peneliti.
"Saat ini enam institusi bekerja masing-masing tetapi pada intinya akhirnya mereka akan keluar dengan vaksin Covid-19 dan kita akan fasilitasi untuk produksinya," tuturnya.
Bambang menambahkan, bahwa tugas para institusi penelitian atau Kementerian Riset dan Teknologi adalah sampai kepada menghasilkan prototipe atau bibit vaksin Covid-19, kemudian pengembangan lanjutan akan menjadi tanggung jawab PT Bio Farma untuk bisa melakukan uji klinis dan produksi pada vaksin tersebut.
BACA JUGA: Musni Umar Heran, Anies Baswedan Dituduh sebagai Dalang Demo Rusuh
"Bio Farma juga berencana akan membentuk konsorsium bersama perusahaan swasta dalam negeri untuk bisa memproduksi vaksin Merah Putih dengan kapasitas yang lebih besar," katanya.Sementara itu, PT Bio Farma akan melakukan uji praklinik dan uji klinik Vaksin Merah Putih jika prototipe vaksin atau bibit vaksinnya sudah didapatkan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada 2021.
Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibit vaksinnya diteliti dan dikembangkan oleh institusi di Indonesia, dan secara khusus menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang bersirkulasi di Indonesia.
BACA JUGA: Ferdinand Tantang Arie Untung Bakar Tas Produk Prancis: Jangan Cuma Taruh di Lantai
"Nanti Bulan Januari atau Februari 2021, kami sudah bisa mendapatkan prototipe vaksinnya. Dan prototipe itu nanti akan diserahkan ke Biofarma untuk dilakukan proses lebih lanjut, ada upscaling, uji praklinik, kemudian nanti ada uji klinik fase 1, 2 dan 3," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto.Bambang menambahkan, bahwa Bio Farma akan melakukan upscaling atau formulasi vaksin agar bisa disiapkan untuk uji praklinik pada hewan dan uji klinik pada manusia.
"Sejauh ini, kemajuan pengembangan Vaksin Merah Putih yang dilakukan Eijkman sudah mencapai 55 persen dari skala laboratorium," ujarnya.
Selain itu, kata Bambang, Bio Farma dan Lembaga Eijkman berada dalam satu konsorsium vaksin nasional yang bekerja sama untuk menciptakan Vaksin Merah Putih untuk mencegah Covid-19.