MAKASSAR — Para klub sepakat Liga 1 dilanjut, namun kepastian izin masih belum dipastikan kejelasannya, hingga, Jumat, 16 Oktober.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih optimis, sebab percepatan sepak bola Indonesia menjadi acuan. Jika di tunda maka perekonomian sepak bola akan anjlok.
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita mengatakan, adanya subsidi dari PT LIB bisa tetap menjamin jalannya laga. “Besarannya itu tetap Rp800 juta per bulan,” katanya, kemarin. Untuk itu, akan sangat merugikan jika di tunda. Terlebih, sejumlah tim kan sudah renegosiasi kontrak sesuai keputusan PSSI yang hanya membayarkan 25 persen gaji pemain. Jadi dampaknya juga kepada pemain.
CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin sebelumnya menyatakan, harus ada penegasan betul untuk lanjutan tim. Apalagi, pemain asing juga sudah didatangkan. "Tim-tim lain juga seperti itu,” katanya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).
Klub juga aktif sehingga pengeluaran mereka besar telah digelontorkan. "Efeknya, jika ditunda sangat mengkhawatirkan," ungkap pengamat Sepak Bola Indonesia, Hanafing.
Instruktur Pelatih PSSI itu menegaskan, sejumlah klub sudah terkendala dengan sponsor, terlebih yang bermain di luar kandang mereka. PSM Makassar salah satunya yang akan bermain di Stadion Sultan Agung, Bantul. Sehingga, kemungkinan besar tim hanya akan mengutamakan subsidi dari PT LIB yakni, Rp800 juta per bulan.
Hitungan itu laga Liga 1, katanya, terbilang sangat sedikit. Jika memaksimalkan semua pemain maka klub akan rugi. Terutama pemain asing mereka maksimal dan hanya mengharapkan pembiayaan itu. (sal/ham)