Ngaku Salah dan Khilaf, Tjahjo Kumolo Minta Maaf ke Sutradara Joko Anwar, Ada Apa?

fin.co.id - 18/08/2020, 05:33 WIB

Ngaku Salah dan Khilaf, Tjahjo Kumolo Minta Maaf ke Sutradara Joko Anwar, Ada Apa?

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo meminta maaf kepada sutradara film, Joko Anwar. Itu setelah akun twitter @tjahjo_kumolo menyiarkan beberapa link film perjuangan Indonesia dari chanel YouTube ke akun twitternya. Namun rupanya, link yang dibagi Tjahjo merupakan film-film bajakan atau ilegal yang tidak mendapat izin pemiliknya.

"Yth Bapak Joko Anwar Sutradara Film Perjuangan- saya mendapat kiriman WA koleksi film Perjuangan tersebut mengingat Hari Kemerdekaan RI - saya berbagi saja kepada Group via Twitts - mohon maaf kalau saya salah dan khilaf - kalau saya harus membayar karena saya berbagi saya siap semampu saya," tulis Tjahjo Kumolo.

Politikus PDI-P ini mengaku akan secara resmi mengirim surat permohonan maafnya.

"Saya sudah minta maaf terbuka kepada Sutradara Film Bapak Joko Anwar, dan tidak mengulang kembali, dan secara resmi saya akan kirim surat resmi permohonan maaf saya kepada Sutradara Film Bapak Joko Anwar," ujar Tjahjo.

Dia mengatakan bahwa link yang diterimanya dari pesan WA dikira hanya cuplikan dan tidak dicek detail nya, karena suasana Kemerdekaan RI.

"Saya spontan saja bagi link film bagus tentang Kemerdekaan RI," ujar Tjahjo lebih lanjut ketika dikonfirmasi.

"Saya salah, khilaf, tidak hati-hati, langsung kirim via Twitter, belum izin, dan lain-lain. Karena harus izin terkait Hak Cipta. Dan apabila saya harus kompensasi, misalnya, saya siap semampu saya," kata Tjahjo.

Adapun tautan film-film yang disiarkan tanpa izin di antaranya film berjudul Cut Nyak Dien, Sang Pencerah, Ketika Bung Karno di Ende, Sang Kiai, Kartini Baru, Jenderal Soedirman, Kereta Api Terakhir, Perawan di Sektor Selatan, Tapal Batas Jenderal Soedirman, Merdeka atau Mati Surabaya 1945.

Selanjutnya, Perjoeang, Enam Jam di Jogja, Janur Kuning, Serangan Fajar, Pasukan Berani Mati, dan Senja Merah di Magelang.

Sutradara Joko Anwar mempertanyakan unggahan Menteri Tjahjo Kumolo soal tautan, link, film-film bertema perjuangan itu. Joko Anwar melihat bahwa tautan film-film yang dibagikan oleh sang menteri tidak resmi atau ilegal. Joko Anwar kemudian mempertanyakan hal itu di akun twitternya.

"Apakah benar ada seorang menteri @jokowi membagi-bagikan link film-film Indonesia di YouTube yang di-upload secara ilegal? Kalau benar, izinkan saya patah hati dan hilang harapan pemerintah Indonesia serius mendukung atau paham industri kreatif," tulis Joko Anwar.

"Banyak tautan yang dibagikan di sini diunggah secara ilegal tanpa izin pemilik hak cipta filmnya," sambung Joko Anwar. (dal/fin).

Admin
Penulis