Bermain Ponsel Rentan Terpapar

fin.co.id - 18/06/2020, 01:50 WIB

Bermain Ponsel Rentan Terpapar

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Bagi para kaum commuter yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), perjalanan menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuterline untuk menuju ke tempat kerja, sekolah atau pusat kegiatan lainnya menjadi pilihan utama.

Selain murah dan efektif, penggunaan KRL juga lebih efisien dibanding moda transportasi umum lainnya. Selama pandemi Covid-19, penggunaan KRL dibatasi dan diperketat dengan protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bagi para penggunanya.

Selain itu, waktu operasional juga telah disesuaikan untuk menghindari terjadinya lonjakan penumpang. Pada penerapan protokol kesehatan di dalam KRL, menjaga jarak atar penumpang dan memakai masker penutup mulut dan hidung menjadi aturan yang diwajibkan. Hal ini dimaksudkan agar penularan virus melalui droplet dapat dihindari.

BACA JUGA: Telkom Kembali Dinobatkan sebagai Brand Paling Bernilai di Indonesia

Selain itu, aturan yang juga dianjurkan adalah tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari.

”Saat virus nempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah,” kata dokter Edward dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (17/6).

Menurut dokter Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Dalam hal ini tentunya penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.

Dalam kaitannya dengan para commuter, pencemaran virus ke gawai juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

BACA JUGA: RI Dituding Curang, Pengusaha: Stimulus Ekspor Sudah Diinformasikan ke WTO

Oleh sebab itu, dokter Edward juga sangat menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL. ”Kalau ada orang ngomong akan nambah lagi (potensi cemaran virusnya),” kata dokter Edward, Rabu (17/6).

Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus. ”Jadi selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang dirumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarin handphone,” jelas dokter Edward.

Adapun beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas. Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan.

Sebagai tambahan, pengguna KRL juga disarankan untuk tetap mengikuti aturan dari PT. KAI Commuterline Indonesia, dan memperbarui informasi resmi dari pemerintah tentang upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar dapat tetap melanjutkan aktivitas yang aman dan produktif di tengah pandemi.

Sementara itu penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat. Hingga Rabu (17/6) totalnya menjadi 41.431 setelah ada penambahan sebanyak 1.031 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 16.243 setelah ada penambahan sebanyak 540 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.276 dengan penambahan 45.

BACA JUGA: Jumlah Pencari Kerja Meningkat Siginifikan

Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 19.757 pada hari sebelumnya, Selasa (16/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 559.872.

Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 87 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 227 laboratorium.

Sedangkan untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 8.969 dan akumulasinya menjadi 348.278. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.031, negatif 7.938 sehingga secara akumulasi menjadi positif 41.431 dan negatif 308.847.

”Hari ini ada penambahan kasus konfirmasi Covid-19 positif sebanyak 1.031 orang, sehingga akumulasi total positif yang telah kita miliki sebanyak 41.431 orang,” papar Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto.

Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.

Admin
Penulis