"Yang kita khawatirkan adalah pembukaan pasar. Jadi memang masyarakat kita di pasar ini yang paling rentan terjadinya penularan. Puncak dari semua yang kita khawatirkan justru ada di pasar, bukan di rumah ibadah, bukan di perkantoran, bukan di mal tapi di pasar yang paling rawan," kata politisi Gerindra ini.
Selain protokol kesehatan yang harus diterapkan masyarakat, dia juga mengatakan pihaknya telah menyiapkan prosedur tetap (protap) di pasar. Misalnya, wajib masker, disiapkan wastafel untuk cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, hingga membatasi kapasitas pasar hanya boleh 50 persen.
"Sampai hari ini kita belum membuka pasar, nah yang nakal ini mohon maaf saudara-saudara kita pedagang kaki lima yang kurang memperhatikan dan mempedulikan inilah upaya kita untuk memberitahu sebaik mungkin," ucap Riza.
Meski sudah dibuka, dia berharap masyarakat dapat menahan diri bepergian ke pasar. Dia menyarankan agar masyarakat mau berbelanja secara online.
"Sekarang itu belum ada pengawasan yang dilakukan secara komprehensif oleh Pemprov DKI, juga pembuatan batas physical distancing yang ada di pasar. Ini menjadi catatan karena pasar sampai sekarang menjadi pusat penyebaran COVID-19 yang signifikan, bukan hanya di Jakarta tapi juga di daerah-daerah lain," sebutnya.(gw/fin)