Brazil, mulai menerapkan normal baru meski angka penduduk yang terinfeksi COVID-19 sedang melonjak tajam. Bahkan menjadi kedua tertinggi di dunia. Kebijakan tersebut muncul tidak lepas dari berbagai konflik politik yang terjadi pada elite tingkat pusat dan daerah yang sebenarnya telah terjadi sejak sebelum pandemi COVID-19.
"Di tengah kekacauan situasi politik dan tidak konsistennya kebijakan pemerintahan, memunculkan sebuah langkah kesadaran. Yakni masyarakat mandiri. Mereka tergerak sendiri dari tingkat bawah untuk berupaya menangani pandemi COVID-19," ujar Jaleswari di Jakarta, Kamis (4/6). Pengalaman terbentuknya kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk memerangi COVID-19 tersebut, lanjutnya, patut dicontoh Indonesia.
Selanjutnya, Kosta Rika juga sudah memulai kebijakan normal baru. Menurutnya, pembelajaran yang bisa diambil dari negara tersebut adalah tetap bisa melakukan upaya maksimal dan , beradaptasi dengan pandemi. "Meski Kosta Rika memiliki keterbatasan yang cukup besar. Baik dari infrastruktur kesehatan maupun anggaran belanja negara," terangnya.
Kemudian, Korea Selatan. Negara ini menjadi yang terbaik dalam melakukan penanggulangan COVID-19. Baik dari kebijakan, sistem, sampai tingkat kedisiplinan, kesadaran, dan budaya masyarakat. Korsel juga sudah memberlakukan kebijakan normal baru. Sejumlah lokasi keramaian dan sekolah kembali dibuka. Namun ternyata terjadi peningkatan masyarakat terpapar COVID-19 pada klaster baru. "Akhirnya Korsel meliburkan kembali sekolah-sekolah. Sama seperti saat pembatasan yang diberlakukan sebelum kebijakan normal baru. Jika tahapan-tahapan yang ditempuh tidak membuahkan hasil sesuai yang diharapkan, kita harus berani mengambil langkah balik atau menyesuaikan langkah-langkah diambil tadi," urainya.(rh/fin)