Dihadang Covid-19, Teten Masduki: Masih Ada Peluang bagi UMKM

fin.co.id - 01/06/2020, 14:22 WIB

Dihadang Covid-19, Teten Masduki: Masih Ada Peluang bagi UMKM

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kembali menegaskan UMKM pada saat pandemi Covid-19 berbeda dengan UMKM pada saat krisis moneter tahun 1998. Peluang UMKM pun begitu terbuka untuk bangkit dengan energi yang lebih besar bagi penopang ekonomi bangsa.

Teten menjelaskan, pada 1998, UMKM betul-betul menjadi penyelamat ekonomi nasional ketika banyak usaha besar yang kolaps. Bahkan, nilai ekspor UMKM saat itu mampu meningkat hingga 350%.

”Saat ini, justru UMKM yang sangat terdampak,” terang Teten dalam Diskusi Online tentang Pemulihan Ekonomi Nasional bagi UMKM di Era Tatanan New Normal Pendemi Covid-19, yang diselenggarakan Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU), Senin (1/6).

Lebih dari itu, lanjut MenKopUKM, pelaku UMKM terkena dampak baik dari sisi permintaan maupun pasokan. Data dari Call Center KemenkopUKM menyebutkan bahwa yang paling terpukul adalah sisi permintaan dan pemasaran.

Baca juga: 2.274 UMKM Terdampak Covid-19, Bakal Terima Bantuan Modal

”Dari sisi pasokan juga menyangkut SDM yang turun. Juga, harga bahan baku meningkat,” jelas Teten.

Oleh karena itu, Teten mengatakan, pemerintah sudah merumuskan lima langkah untuk menjawab masalah-masalah tersebut, yaitu program Bansos untuk usaha ultra mikro, insentif pajak, stimulus pembiayaan, pinjaman baru yang dipermudah, serta BUMN sebagai penyangga bagi produk-produk sektor pertanian dan perikanan.

Lima skema tersebut berlaku hingga September 2020. Jika lewat dari itu, maka beban APBN akan sangat berat.

”Saat ini pun kita sudah defisit, maka pemerintah menerbitkan Perppu untuk mencari pinjaman baru, menerbitkan surat utang. Dan itu bukan hal yang mudah,” papar Teten seraya mengajak seluruh masyarakat untuk berperilaku disiplin, jangan meremehkan wabah Covid-19.

https://www.youtube.com/watch?v=15J5HRJjiMo

Sementara itu, mengenai peluang di market online, Teten melihat selama PSBB ada perilaku konsumen yang berubah. Penjualan di e-commerce mulai Maret 2020 terus meningkat hingga 18%.

”Ini luar biasa. Kebijakan ‘di rumah saja’ mendorong penjualan kebutuhan primer, di mana kebutuhan masyarakat akan makan dan minum selama PSBB paling banyak dari UMKM naik 52,6%, keperluan sekolah naik 34%. Kebutuhan personal seperti masker dan hand sanitizer, juga tumbuh 29%,” papar Menteri Koperasi dan UKM itu.

”Saya melihat banyak pelaku UMKM melakukan adaptasi dan bisnis terhadap permintaan baru. Saya optimis, UMKM selalu fleksibel dan dinamis untuk melihat peluang usaha baru,” kata Teten.

Hanya saja, Teten mengakui bahwa UMKM yang terhubung dengan market online ini baru sekitar 13% atau sekitar delapan juta pelaku usaha. Sementara yang 70% lebihnya belum terhubung, karena tidak memiliki infrastruktur dasar, termasuk minim literasi.

Baca juga: Ciptaker Permudah Proses Perizinan Bagi UMKM

Admin
Penulis