Risma menyampaikan alat-alat kesehatan yang dimiliki Pemkot Surabaya untuk melakukan pelacakan masih sangat minim dan belum canggih, bahkan rapid test yang dimiliki Pemkot Surabaya, hasilnya dalam satu hari hanya sedikit. ”Permasalahan kenapa ini panjang karena hasil rapid saja bisa satu hari cuma 70. Padahal yang di tes banyak,” kata dia.
Risma sempat menangis mengingat perjuangan tim Covid-19 Surabaya, terutama tim medis. Bantuan dari BIN itu diyakini Risma adalah buah kesabaran dari Pemkot Surabaya untuk mengatasi kasus Covid-19 yang terus menanjak sejak beberapa pekan terakhir. ”Kami tidak menyangka, karena di saat yang sulit seperti ini, kami dimudahkan Tuhan dengan bantuan melalui BIN,” ujarnya.
BACA JUGA: Pelanggaran Protokol Covid-19 akan Diperdakan
Bantuan yang diberikan oleh BIN untuk Pemkot Surabaya yaitu 2 unit real time PCR, 5.000 unit test reagent PCR, 5.000 unit test VTM, 1 unit Laminer Airflow Cabinet, 1 unit PCR Box, 2 unit Vortex, 3 unit mini centrifuge My SPIN 12 mini centrifuge, 2 unit refrigerator, 1 unit freezer (-20 C), 3 unit micropipetle set.Kemudian, 2 unit bio safety cabinet, 2 unit mesin ekstraksi otomatis, 1 unit refrigerated centrifuge, 1 unit autoclave, 1 unit thermal mixer, 1 unit thermal block, 1 oven, 1 freezer (-80 c), alat pelindung diri (APD) lengkap berisi masker N95 sebanyak 8.000 buah.
Pemkot Surabaya juga mendapatkan 8.000 pakaian isolasi, 8.000 pelindung mata, 8.000 sarung tangan karet, 8.000 pelindung medis untuk sepatu serta 15.000 alat rapid test. Bantuan ini rencananya akan didistribusikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke 20 Rumah Sakit rujukan dan 30 non rujukan di Surabaya yang menangani Pasien Covid-19.
Terpisah, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga Jumat pukul 12.00 WIB jumlah konfirmasi positif Covid-19 bertambah 678 orang menjadi 25.216 orang.
BACA JUGA: Kerugian Banjir Rob Cilacap Capai Miliaran Rupiah
”Kasus tidak merata di 34 provinsi. Lima yang terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Selatan," kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.Yurianto mengatakan cukup banyak provinsi yang tidak ditemukan kasus positif, yaitu Aceh, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. DKI Jakarta mengalami penambahan 125 kasus yang berasal dari pekerja migran yang kembali ke Tanah Air. Penambahan kasus tersebut bukan gambaran kasus secara kewilayahan di DKI Jakarta. ”Secara wilayah, DKI Jakarta cukup stabil,” tuturnya.
Provinsi dengan penambahan kasus terbanyak kedua adalah Jawa Timur dengan 101 kasus, disusul Kalimantan Selatan dengan 74 kasus, Papua 56 kasus, dan Sulawesi Selatan 41 kasus. Yurianto mengatakan penambahan 678 kasus positif pada Jumat bukan gambaran keseluruhan wilayah Indonesia. Ada beberapa provinsi yang mulai melandai dan mengalami penurunan lebih dari 50 persen selama dua pekan sejak puncak kasus.
”Pemerintah akan terus melakukan kajian. Ada beberapa daerah yang dalam waktu dekat sudah mulai bisa melakukan kegiatan produktif, ada juga beberapa daerah yang mungkin baru bisa kemudian,” katanya.
Sementara itu, data menunjukkan jumlah yang sembuh dari Covid-19 bertambah 252 menjadi 6.492 orang, dengan orang dalam pemantauan yang masih dipantau 49.212 orang dan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi 12.499 orang. Pemerintah telah melakukan pemeriksaan spesimen dengan menggunakan metode tes cepat maupun PCR 300.545 spesimen terhadap 205.165 orang dengan konfirmasi positif 25.216 orang dan negatif 179.949 orang. (fin/ful)