BANYUMAS - Seorang pemudik dari Jakarta yang sedang menjalani karantina di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, dikabarkan positif corona (Covid-19). Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, pasien diketahui terinfeksi Covid-19 setelah menjalani karantina bersama pemudik lainnya selama tiga hari. Pasien perempuan berumur (40) tahun ini diketahui pulang ke kampung halaman menggunakan travel.
"Pasien kabur dari Jakarta, ini yang menjadi masalah kabur dan sudah diterima di desa, dikarantina di desa tiga hari lalu dan sudah bersama-sama dengan orang lain dalam satu gedung dan sudah kontak dekat di desa," kata Husein.
Husein mengatakan, baru mengetahui bahwa pasien tersebut positif terinfeksi Covid-19 setelah menerima informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu ini. "Dan ini adalah pelajaran untuk kita, tolong jujur supaya dapat menyelamatkan orang banyak, karena ketidak jujuran ini kita harus melacak begitu banyak orang. Tapi kita akan tetap bekerja untuk menelusuri semaksimal mungkin," ujar Husein.
Ia melanjutkan, agar masyarakat yang pernah kontak langsung dengan yang bersangkutan agar segera melapor melalui pemerintah desa atau puskesmas terdekat. "Mohon maaf kami tidak dapat menyampaikan identitas secara lengkap karena dilindungi undang-undang. Kalau ada yang kontak langsung dengan yang bersangkutan segera melapor untuk kita dapat melacaknya," terangnya.
Agar kejadian serupa tidak terulang, Husein kembali menegaskan kembali agar masyarakat jujur terkait riwayat perjalanan dan kesehatannya. "Mohon dengan sangat kepada masyarakat untuk jujur saja, terbuka saja, toh tidak diapa-apakan, paling dirawat di rumah sakit. Kalau tidak jujur nanti juga ketahuan, supaya tidak merepotkan orang banyak," pungkasnya.
Kurang terbukanya masyarakat dalam memberikan keterangan yang mendukung upaya pencegahan Covid-19 di Banyumas menyulitkan petugas kesehatan dalam pelacakan.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bamyumas, Sadiyanto SKM M.Kes mengatakan pihaknya sangat serius untuk penanganan Covid-19 di kluster Gowa. Sampai Jumat (8/5) sudah dilakukan pelacakan kontak tracing kepada 61 orang terkait kluster Gowa termasuk didalamnya santri dari satu pondok pesantren di wilayah Tanjung.
"Melacak yang di ponpes kesulitannya karena alamat yang tertera pada KTP dengan domisilinya yang sebenarnya tidak satu alamat," katanya melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), H. Dwi Mulyanto SKM.
Dwi menjelaskan sebagai petugas yang ikut turun melaksanakan pelacakan di satu ponpes wilayah Tanjung tersebut, tidak ada kesulitan yang ditemui. Tidak ada ketertutupan sehingga petugas dapat menjalankan tugasnya.
"Saat melacak yang KTPnya di Kedungwuluh, ternyata informasinya orangnya sudah tinggal di perumahan wilayah Purwokerto. Sulitnya itu," terang dia.
Dirinya menghimbau kepada masyarakat agar dapat lebih terbuka kepada petugas satgas Covid-19 terkait riwayat perjalanan dan kondisi kesehatan. Hal tersebut sangat mendukung upaya percepatan penanganan Covid-19 oleh pemerintah.
"Saya tidak tahu kalau ada 2 pesantren di Tanjung. Tahunya 1 pesantren tersebut," pungkas Dwi.
Sekretaris Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas, Ali Munif S.PdI M.Pd mengatakan berbicara data Kantor Kemenag Banyumas di wilayah Tanjung ada 2 pondok pesantren yaitu Ponpes Ubay Bin Ka'ab dan Insan Cendekia. "Keduanya sangat terbuka," katanya saat dikonfirmasi Radarmas. (ali/yda)