BARCELONA — Barcelona berpeluang menjadi kampiun La Liga jika musim 2019/2020 dibatalkan. Namun, Pelatih Barcelona, Quique Setien menolak titel juara jika musim berakhir di tengah jalan.
Komentar Setien muncul sebagai tanggapan atas argumen Real Madrid yang mengangap gelar tidak boleh diberikan ke Raksasa Catalan jika musim dihentikan akibat pandemi virus corona. Alasannya, kedua klub hanya terpaut dua angka dan Real unggul head to head.
Barca mengkudeta musuh bebuyutannya dari puncak klasemen sebelum Liga Spanyol diumumkan ditunda tanpa batas waktu Maret lalu. Itu setelah mereka menang 1-0 atas Real Sociedad dan Madrid kalah 1-2 di markas Real Betis.
Dengan hasil tersebut, Barcelona mengoleksi poin 58 hingga jornada ke-27. Sementara Madrid dengan 11 pertandingan tersisa mengoleksi poin 56. Selisih tipis itu memang belum menggaransi Barca juara. Apalagi, mereka kalah head to head setelah digasak 0-2 di Santiago Bernabeu pada awal Maret.
Setien menegaskan, ia setuju bahwa memang tidak ideal untuk menunjuk timnya sebagai pemenang gelar sebelum sisa musim dimainkan. “Saya tidak ingin memenangkan gelar dengan cara ini,” katanya seperti dikutip Sport.
Mantan pelatih Real Betis itu mengatakan, sebenarnya tidak ada yang salah ketika pemimpin liga diputuskan sebagai juara jika kompetisi dihentikan. Ligue 1 Prancis dan Liga Belgia mencontohkan itu dengan menunjuk Paris saint Germain (PSG) dan Club Brugge sebagai jawara musim.
“Adalah masuk akal bahwa tabel klasemen liga tetap seperti itu (jika musim ini tidak dapat disimpulkan). Namun kenyataannya adalah semua orang ingin menyelesaikan musim ini dan memenangkan semuanya dengan memainkan semua pertandingan, sama seperti Liga Champions,” tegasnya di Goal.
Kiper Madrid, Thibaut Courtois adalah pemain Madrid yang menyuarakan “protes” soal wacana Barca dinobatkan sebagai juara. Bagi dia, klubnya yang secara umum mendominasi posisi pertama sejak awal musim adalah tim yang lebih baik di La Liga.
“Kami hanya dua poin di belakang Barcelona dan jika musim dibatalkan dan Barcelona dinyatakan juara, maka itu tidak adil. Kami bermain imbang dengan mereka (di Camp Nou) dan mengalahkan mereka (di Bernabeu) tahun ini. Kami adalah tim yang lebih baik,” kata Courtois dalam sebuah wawancara di TV Belgia dikutip dari MARCA.
Pemain timnas Belgia itu menjelaskan, pada kasus Premier League, masuk akal Liverpool dinobatkan sebagai juara karena mereka unggul 25 poin. Tapi, untuk La Liga, hal itu tidak bisa diterapkan. “Dalam kasus Liverpool, itu akan berbeda karena saya bahkan tidak tahu berapa banyak poin mereka. Saya ingin menyelesaikan musim ini,” jelasnya.
Pemerintah Spanyol sudah memberikan izin kepada klub untuk mulai melakukan tes virus corona dan berlatih secara individu minggu ini. Ini adalah awal dari proses empat fase untuk melanjutkan La Liga pada awal Juni yang rencananya akan dimainkan secara tertutup.
Namun, itu tak sepenuhnya menjamin liga akan berlanjut. Pasalnya, situasi saat ini dianggap terlalu prematur. Ada kekhawatiran bahwa keputusan ini bisa memperburuk situasi Spanyol yang sudah mencatatkan 25 ribu lebih kematian akibat COVID-19.
Pemain dan pelatih klub juga sudah menyuarakan kekhawatiran ini. Bek Valencia, Gabriel Paulista memperingatkan agar liga tidak dipaksakan dilanjutkan terlalu cepat. Sedangkan pemain serta pelatih Eibar menegaskan mereka butuh jaminan bahwa serangan corona gelombang kedua tidak akan terjadi akibat sepakbola. (amr)