News . 23/04/2020, 10:15 WIB

Program Belajar Daring Belum Ideal

Penulis : Admin
Editor : Admin

Haetami sendiri mengaku, telah mempraktikkan di sekolahnya selama pembelajaran di rumah. Ia tidak mengacu pada kurikulum maupun menuntaskan silabus, tetapi lebih memilih berdiskusi dengan muridnya terkait isu covid-19.

"Dua tiga kali diskusi teori saya berikan dari buku, responsnya sangat rendah. Tetapi, ketika masalah masalah hari ini tentang covid-19, kebijakan pemerintah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) anggaran yang digelontorkan, respons mencapai 50 persen," tuturnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim mengakui, jika guru masih gagap menjalani pembelajaran daring.

"Dalam hal ini kegagapan menggunakan teknologi (guru gaptek) untuk pembelajaran jarak jauh," katanya.

Satriwan menjelaskan, salah satu contoh kegagapan guru belajar daring terlihat dari cara guru yang hanya menggunakan aplikasi pesan singkat seperti Whatsappuntuk memberi tugas kepada siswa.

"Proses pengumpulan tugas pun dilakukan dengan cara yang sama. Guru tak memberi materi maupun ruang bagi siswa untuk berdiskusi," terangnya.

Menurut Satriwan, situasi ini justru membuat pembelajaran jadi tidak menyenangkan bagi siswa. Apalagi, jika setiap guru mata pelajaran melakukan cara yang sama.

"Ini kan filosofi mendidik siswa membahagiakan, memerdekakan siswa, seolah-olah dengan teknologi tidak tercapai. Bukan memerdekakan, membelenggu guru termasuk siswa padahal punya filosofi Merdeka Belajar," pungkasnya. (der/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com