News . 14/04/2020, 01:14 WIB

Peredaran Obat dan Alat Medis Palsu Meningkat

Penulis : Admin
Editor : Admin

"Saat pasokan tak bisa memenuhi permintaan, maka akan terbentuk situasi di mana obat-obatan palsu berkualitas rendah mengisi permintaan itu," sambung Esteve

Dapat diketahui, sejak Presiden Trump menyatakan adanya potensi chloroquine dan turunannya seperti hydroxychloroquine dalam menyembuhkan virus corona, ada lonjakan permintaan terhadap obat malaria ini.

WHO berulangkali mengatakan, tidak ada bukti pasti bahwa chloroquine atau hydroxychloroquine bisa dipakai melawan virus penyebab Covid-19.

"Obat anti malaria, apa ruginya? Minum saja obat itu," kata Trump.

Saat permintaan melonjak, BBC menemukan sejumlah besar chloroquine palsu diedarkan di Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Biasanya obat itu dijual seharga USD40 untuk 1.000 tablet, tapi kini apotik di Kongo menjualnya seharga USD250. Obat itu dijual dengan label diproduksi di Belgia oleh 'Brown and Burk Pharmaceutical limited'.

"Kami mengontak 'Brown and Burk', sebuah perusahaan obat yang terdaftar di Inggris, dan mereka mengatakan "tak berurusan dengan obat tersebut. Kami tidak membuatnya. Obat-obatan itu palsu," kata Esteve.

Dengan terus berlanjutnya pandemi, Profesor Paul Newton, seorang ahli obat palsu di University of Oxford, mengingatkan peredaran obat palsu dan berbahaya hanya bisa terus meningkat apabila berbagai negara di dunia tidak bersatu melawannya.

"Kita menghadapi bahaya pandemi paralel, virus dan obat-obatan palsu berbahaya. Kecuali apabila kita semua memastikan adanya langkah global terpadu. Jika tidak,kita akan kehilangan keunggulan dari obat-obatan modern," pungkasnya. (der/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com