Bidang pertama, semua masyarakat dari latar belakang rumpun kesehatan seperti kedokteran, keperawatan, fakultas kesehatan masyarakat dan farmasi juga diajak untuk menjadi relawan mendukung ketersediaan tenaga medis.
Sedangkan di bidang kedua, relawan yang dibutuhkan juga bisa berperan serta dalam memberikan dukungan logistik untuk penanganan medis mengatasi COVID-19. Bantuan logistik itu dapat berupa makanan bergizi dan vitamin.
"Dengan demikian, masyarakat dan relawan bisa bersama-sama dengan Gugus Tugas menyukseskan penanganan kesehatan baik di rumah sakit rujukan maupun rumah sakit darurat Corona," ujar dia.
Untuk bidang ketiga, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengajak relawan untuk bersama-sama menangani golongan yang rentan secara ekonomi dalam hal penyediaan dan distribusi dukungan logistik. Bantuan logistik seperti penyaluran makanan sangat diperlukan oleh masyarakat kurang mampu yang terdampak pandemi itu.
"Pemerintah dan relawan dapat bersama-sama menyalurkan dan menyebarluaskan bantuan-bantuan yang ada secara cepat dan tepat sasaran kepada masyarakat kurang mampu dan yang membutuhkan," katanya.
BACA JUGA: Mantan Presiden Real Madrid Meninggal Positif Corona
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,1 triliun dalam bentuk asuransi dan santunan kepada tenaga medis yang menangani COVID-19.“Mereka (tenaga medis) ada di depan yang menghadapi risiko paling besar,” katanya dalam rapat koordinasi bersama Menko Perekonomian, BI dan OJK melalui konferensi video di Jakarta, Jumat (20/3).
Namun, dia mengatakan desain pemberian santunan dan asuransi kepada tenaga medis itu masih dimatangkan pemerintah.
Menkeu menambahkan pemerintah juga masih menghitung besaran dana agar segera bisa diberikan kepastian kepada seluruh tenaga medis baik dokter, dokter spesialis dan perawat atau paramedis.
“Namun kami sudah mencadangkan total untuk intervensi ini antara Rp3,1 hingga Rp6,1 triliun,” imbuhnya.(gw/fin)