JAKARTA- World Health Organization (WHO) telah mengirim surat untuk Presiden Joko Widodo terkait situasi virus corona di tanah air.
Surat yang dikirim oleh Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, tertanggal 10 maret itu meminta Presiden Jokowi menetapkan sejumlah langkah termasuk menetapkan status darurat nasional di tengah meningkatnya infeksi virus corona.
WHO meminta agar Indonesia dan negara-negara lain, melakukan aksi darurat sebagai berikut.
- Meningkatkan mekanisme tanggap darurat, termasuk deklarasi darurat nasional
- Mengedukasi dan berkomunikasi dengan publik secara aktif dan keterlibatan masyarakat
- Mengintensifkan penemuan kasus, pelacakan kontak, pemantauan, karantina kontak, dan isolasi kasus
- Memperluas pengawasan COVID-19 menggunakan sistem pengawasan penyakit penapasan yang ada dan pengawasan berbasis rumah sakit
- Memeriksa kasus suspect per definisi kasus WHO, kontak kasus yang sudah terkonfirmasi, memeriksa pasien yang teridentifikasi melalui pengawasan penyakit pernapasan
WHO juga meminta untuk mendirikan laboratorium yang cukup agar bisa dilakukan aksi tanggap darurat. Selain itu, penyebaran informasi kesehatan publik, termasuk kebersihan tangan, etika pernapasan, dan jarak di masyarakat, harus terus dilakukan.
Melalui Twitter, Adhanom mengatakan telah melakukan kontak telepon dengan Presiden Jokowi dan menyatakan kedua belah pihak tingkatkan kerja sama. "sepakat untuk meningkatkan kerja samadalam menangani Covid-19," tulisnya.
"Saya sangat menghargai dukungan Anda untuk mengimplementasikan pengukuran kesehatan publik di atas, karena semuanya sangat dibutuhkan di situasi ini secepat mungkin," kata Tedros.
Sejauh ini, di Indonesia tercatat sebanyak 96 orang telah dinyatakan terinfeksi positif corona, pada Sabtu (14/3)
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan virus ini terpantau sudah menyebar ke seluruh daerah di Indonesia.
"Kalau kita lihat sebarannya, sekarang sudah melebar. Jakarta, Jawa Barat, Tangerang. Kemudian di Jawa Tengah kita sudah dapat kasus di Solo dan Yogyarakta," ujar Ahmad Yurianto dalam konferensi pers, Sabtu (14/03).
"Di Bali, Manado, Pontianak dan di beberapa tempat lain yang sekarang kita sedang tracing karena kita belum menemukan posisi yang sebenarnya di mana," lanjutnya.