JAKARTA - Dimajukannya jadwal Kongres V Partai Demokrat dianggap sebagai strategi politik. Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang bakal menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan lagi kejutan. Hal ini sudah diprediksi jauh-jauh hari.
Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan, dari kabar yang beredar, Demokrat akan menggelar kongres pada pertengahan Maret. Hanya saja, untuk pengganti SBY sepertinya tak akan banyak kejutan. “Hampir semua orang beranggapan AHY adalah sosok paling pas sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan Demokrat ke depan. Yang seru, posisi Sekjen. Pasti banyak yang bakal berkompetisi berebut di posisi itu,” ujar akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut kepada FIN di Jakarta, Rabu (11/3).
Dia menjelaskan, bakal didudukinya posisi ketua umum sudah bisa dibaca sejak awal. Yakni terjunnya AHY ke dunia politik. Yakni pada Pilkada DKI Jakarta. “Karpet biru untuk AHY jadi ketum sudah terbaca. Mulai dari pencalonan di DKI Jakarta, komandan Kogasma Demokrat, hingga wakil ketua umum partai. Itu semua sebagai upaya latihan politik AHY menjadi ketum Demokrat. Dan AHY sangat berbakat melanjutkan kesuksesan SBY,” papar Adi.
Hal senada diutarakan pengamat politik Ujang Komarudin. Ia mengaku tak kaget dengan majunya AHY menjadi calon ketua umum. “Ini sudah kita bahas jauh sebelumnya. Sesuai prediksi jika AHY memang telah disiapkan,” kata Ujang.
BACA JUGA: Tampar Bintang K-pop Jay Park, Petarung UFC Brian Ortega Minta Maaf
Ia meyakini dimajukannya Kongres bukan tanpa alasan. Demokrat tidak ingin ada intervensi dari pihak luar. Termasuk dalam pemilihan ketua umum. Sehingga, dimajukannya Kongres dianggap strategi yang tepat.Dosen ilmu politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai sosok AHY lebih menonjol daripada Eddie Baskoro Yudhoyono (Ibas) untuk menjadi calon presiden. Agak sulit Partai Demokrat untuk meraih kemenangan jika mereka masih ingin menerbitkan Ibas dalam perhelatan Pilpres 2024.
"Kalau Ibas mau dipromosikan, kenapa AHY yang jadi Kogasma dan Waketum Demokrat? Banyak alasan juga tentunya. Selain masih muda, dia dinilai bersih dan belum tersandung kasus,” imbuhnya. Hal tersebut menjadi poin penting diusungnya AHY untuk duduk di kursi nomor satu Partai Demokrat.
Karena itu, putra sulung SBY ini mesti menjadi ketua umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan sang ayah. Dengan menjabat ketum partai, AHY diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan popularitas di tengah masyarakat. “Tergantung apakah AHY bisa memoles diri sendiri dan partainya untuk meraih popularitas dan elektabilitas hingga 2024 nanti,” ucapnya.
Ia menilai, AHY merupakan kandidat kuat jika maju pada perhelatan lima tahunan nanti. Karenanya, Demokrat mesti bisa mengoptimalkan potensi AHY untuk meraih simpati publik. Salah satunya dengan menjadikan AHY sebagai ketum Demokrat pada Kongres mendatang. “AHY masih punya peluang. Yang terpenting bagaimana Demokrat bisa memunculkan AHY sebagai capres atau cawapres yang tinggi secara popularitas dan elektabilitas ke depan,” bebernya.
Sebelumnya, [endiri Partai Demokrat Achmad Mubarok mengaku baru mengetahui kabar Kongres V Demokrat bakal digelar 14-16 Maret di Jakarta Convention Center (JCC). Dia mengaku baru tahu Kongres dimajukan yang seharusnya dihelat Mei mendatang. "Rencananya masih Mei. Masih panjang tapi mendadak diajukan," ujar Achmad Mubarok. Menurutnya, seharusnya sebelum Kongres digelar Rapimnas. Dalam agenda Rapimnas itu akan terlihat kira-kira siapa calon yang akan bertarung di Kongres karena para pengurus daerah berkumpul. Namun, saat ini calonnya tidak terlihat. Karena Rapimnas tidak digelar. Tercatat, Demokrat terakhir menggelar Rapimnas pada Maret 2018. (khf/fin/rh)