PURWOREJO – Tingginya intensitas curah hujan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo dilanda bencana, mulai banjir, longsor, dan pohon tumbang, Kamis (5/3). Secara keseluruhan, ada 5 kecamatan yang sebagian wilayah permukimannya terdampak banjir, yakni Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, dan Butuh.
Sementara wilayah yang sebagian lahan pertaniannya terdampak banjir ada di 7 kecamatan, yakni Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, Butuh. Pituruh dan Bayan.
Banjir akibat luapan sungai Bogowonto di Kecamatan Bagelen dan Purwodadi tercatat paling parah. Beberapa titik ruas jalan nasional Purworejo-Jogjakarta ikut terdampak sehingga arus lalu lintas terhambat. Di Desa Bapangsari dan Dadirejo Kecamatan Bagelen 200 lebih warga harus mengungsi.
Berdasarkan data yang dihimpun Bagian Humas dan Protokol Setda Purworejo diketahui, hingga Kamis (5/3) pukul 11.50 WIB, total warga yang mengungsi di Desa Bapangsari sejumlah 152 orang. Sebanyak 84 orang mengungsi di Masjid Bojong dan 68 orang di Dusun Sangkalan. Sedangkan di Desa Dadirejo, terdapat 65 orang warga yang mengungsi di Puskesmas Wojo dan di rumah Kadus Jambu.
Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM turun langsung meninjau sejumlah lokasi terdampak banjir. Pada kunjungan itu, Bupati sempat menyapa dan berdialog dengan para pengungsi terkait kondisi kesehatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan. Bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan seperti beras, makanan siap saji, minyak goreng, kopi, teh dan gula.
Selain Bupati, peninjauan lokasi banjir juga dilakukan oleh Sekda Purworejo Drs Said Romadhon beserta sejumlah kepala perangkat daerah terkait. Selain memantau lokasi pengungsian, rombongan juga meninjau wilayah-wilayah terdampak banjir.
Dalam kesempatan itu Sekda mengungkapkan bahwa Pemerintah daerah sudah siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, dan sudah turun ke lapangan sejak semalam.
“Pemda juga akan segera membuat dapur umum, di lokasi pengungsian untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak,” ungkapnya.
Kepada Dinas Kesehatan, Sekda meminta agar menyiagakan seluruh puskesmas termasuk kendaraan ambulans. Sedangkan kepada para camat dan kepala desa yang ditemui, diminta untuk menyiapkan posko pengungsian di tempat-tempat yang lebih tinggi.
Berdasarkan pendataaan sementara, perkiraan luas komoditi tanaman padi terdampak banjir mencapai 1,099 ha. Terdiri dari Kecamatan Grabag seluas 452 ha, Butuh 312 ha, Pituruh mencapai 156 ha, Bayan 72, Bagelen 61,5 ha, Ngombol 20 ha, Banyuurip 21 ha dan Purwodadi 4,5 ha.
Untuk sawah puso yang terendam lebih dari 3 hari, akan mendapatkan ganti dari AUTP (Asuransi Untuk Tanaman Padi) sebesar Rp6 juta perhektar.
“Dan rata-rata petani sudah ikut AUTP dengan membayar Rp 36 ribu per hektar,” sebutnya.
Sekda juga mengungkapkan bahwa salah satu solusi mengatasi banjir adalah dengan normalisasi 3 sungai, yakni Sungai Bogowonto, Sungai Jali dan Sungai Wawar. Hal ini didasari kondisi lapangan, dimana sungai tidak bisa menampung air, namun justru meluber ke daratan. Sekda juga langsung melakukan koordinasi BBWS agar dapat menormalisasi sungai-sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir karena luapannya. (top)