Setelah pertemuan itu Xu terus bergerilya ke kota-kota lainnya: menemui jaringan aktivis pro-demokrasi. Ia terus membina para aktivis itu.
Pergerakan Xu terus dimonitor pemerintah. Ia juga dikejar untuk ditangkap.
Tapi Xu bisa terus berpindah tempat. Sampai akhirnya pergerakannya itu kebentur virus Corona.
Sejak wabah Corona menggila, pergerakan manusia memang dibatasi. Terutama di kawasan selatan Tiongkok. Bahkan banyak kota yang penduduknya dilarang keluar rumah.
Sejak itu Xu tidak bisa ke mana-mana lagi. Ia tinggal di rumah seorang aktivis di Kota Guangzhou. Tidak bisa lagi keluar rumah. Jalan-jalan begitu sepi. Ia hanya bisa bersembunyi di rumah pengacara itu.
Lalu apa boleh buat. Persembunyian itu terbongkar saat operasi virus dilakukan dari rumah ke rumah. Ketahuanlah Xu ada di rumah itu. Seluruh isi rumah ditangkap. Beberapa aktivis di Guangzhou ikut diamankan. Dua hari kemudian mereka dilepaskan --kecuali Xu.
Xu adalah aktivis yang berani menyiarkan pernyataan keras: agar Presiden Xin Jinping mengundurkan diri.
Penurunan drastis penderita baru di Hubei dan Guangdong itu memberikan harapan yang sangat besar bagi penduduk negara itu.
Di Provinsi Guangdong, Rabu lalu, penderita barunya hanya satu orang. Hari berikutnya, Kamis kemarin, juga hanya satu orang.
Demikian juga keadaan di Beijing. Rabu lalu tinggal ada dua penderita baru. Hari berikutnya turun lagi tinggal satu orang.
”Saya merencanakan masuk kantor Senin depan,” ujar teman saya di Beijing. ”Teman-teman saya juga begitu,” tambahnya.
Di Provinsi lain bahkan sudah banyak yang tidak ada lagi penderita baru. Sudah nol. Sudah ada 17 provinsi yang tidak ditemukan penderita baru sama sekali.
Di sembilan provinsi lagi tambahan penderita barunya hanya satu orang.
Tinggal di Provinsi Zhejiang yang masih 28, Sichuan 7, dan Chongqing 5 orang.
Saya pun menunggu dengan penuh harap perkembangan Jumat kemarin dan Sabtu hari ini. Adakah tren yang begitu positif akan terus terjadi.