Menanggapi hasil ini, Chef de Mission (CdM) tim Indonesia di BATC 2020, Achmad Budiharto mengakui keunggulan tim putri Jepang atas Indonesia. Akan tetapi, pria yang juga menjabat sebagai Sekjen PBSI itu berharap kekalahan ini menjadi pelajaran bagi tim putri Indonesia, sehingga ke depannya bisa bermain lebih baik lagi.
"Kami prihatin dengan kekalahan ini, tapi memang secara peringkat dan kelas, jujur kami akui kami masih di bawah Jepang. Tapi kami juga menghargai perjuangan para atlet kami yang sudah berjuang mati-matian. Kami harus terima ini, mudah-mudahan ini menjadi bekal untuk mereka, berlatih lebih keras lagi, ke depan supaya bisa tampil lebih baik," jelas Budiharto.
Budiharto juga menegaskan bahwa tim Indonesia mempertimbangkan berbagai hal dalam kebijakan penurunan pemain selama BATC 2020. Tak cuma hasil di BATC yang berpengaruh pada target ke putaran final Piala Thomas dan Uber 2020, tetapi juga target poin olimpiade yang menjadi prioritas utama.
"Kami ke sini kan ada dua misi, yang pertama kami mau membawa tim untuk lolos ke putaran final Piala Thomas dan Uber 2020. Kedua, kami ingin memberikan kesempatan untuk dapat tambahan poin dan mematangkan persiapan mereka ke olimpiade. Jadi memang ada beberapa pertimbangan dalam penurunan pemain," tutur Budiharto.
"Kami masih menunggu hasil dari Badmiton Asia Confederation (BAC) apakah kami lolos ke putaran final. Hasil perhitungan rangking lengkapnya bisa dilihat setelah BATC selesai," tambahnya menandaskan.
Meski demikian, Indonesia masih memiliki peluang untuk bisa merebut gelar juara di ajang ini dari tim putra. Ya, Hendra Setiawan dan kawan-kawan sudah dipastikan lolos ke babak semifinal usai mengalahkan tuan rumah Filipina 3-0 di perempatfinal, Kamis (14/2) kemarin. (gie/fin/tgr)