Petinggi Sunda Empire Dijerat Pasal Berlapis

fin.co.id - 01/02/2020, 04:35 WIB

Petinggi Sunda Empire Dijerat Pasal Berlapis

”Ada alasan kenapa masyarakat kita tak sedikit yang terjebak pada penipuan dengan bentuk MLM atau penipuan cara cepat untuk menjadi kaya yang lain. Apa yang ditawarkan inisiator kerajaan imajinatif itu juga mirip pada pengikutnya yaitu kekuasaan dan kekayaan dengan cara cepat,” ucapnya.

Kemudian, mengenai peran media sosial, Hendri menilainya sangat kecil, karena media sosial hanya memantik masyarakat di Jakarta tahu tentang apa yang terjadi di daerah, bukan sebagai sarana utama mereka mendulang pengikut.

Ditambahkannya, eskalasi post-truth yang terjadi pasca 2013-2014 membuat masyarakat dekat dengan misinformasi dan disinformasi, hal itu berkontribusi cukup besar dalam kemunculan-kemunculan klaim kejayaan masa lalu itu, meski bukan variabel utama.

Imbas dari post truth tersebut menurut dia berhubungan dengan hoaks, dan itu terlihat dari pendekatan yang dilakukan oleh pelaku-pelakunya (Keraton Djipang, Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire).

Pertama, pendekatannya kata Hendri melibatkan emosi masyarakat. Kedua, menggabungkan dengan gerakan populer, dan bahkan salah satu kerajaan imajinatif tersebut menggunakan logo mirip Nazi dan bintang Daud, atau Sunda Empire yang menyomot nama NATO. ”Tujuannya, tentu untuk menyamarkan mana yang fakta dan mana yang fiktif,” katanya. (tim/fin/ful)

Admin
Penulis