Karyawan PT Harimau Indah Tangerang Mau Lahir Sesar, Tapi Tidak Bisa Gegara Iuran BPJS Tak Dibayarkan

Karyawan PT Harimau Indah Tangerang Mau Lahir Sesar, Tapi Tidak Bisa Gegara Iuran BPJS Tak Dibayarkan

Ilustrasi - Buruh atau Pekerja saat keluar dari pabrik -Khanif Lutfi-dok fin.co.id

TANGERANG, FIN.CO.ID -- Sebuah perusahaan garmen di Kabupaten Tangerang, Banten, diduga menggelapkan iuran BPJS Ketenagakerjaan ratusan karyawannya.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris DPC Garteks KSBSI Tangerang, Aris Sokhibi usai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Senin, 13 Juni 2022.

(BACA JUGA:Ini Pesan Terakhir ke Eril, Istri Ridwan Kamil: Melepasmu Adalah Bentuk Cinta Tertinggi Kami)

"Diduga digelapkan, tidak dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak BPJS," kata Aris kepada sejumlah wartawan.

Diungkapkannya, perusahaan garmen bernama PT Harimau Indah itu diduga menggelapkan dana BPJS Ketenagakerjaan sekitar 300 karyawannya selama kurun waktu kurang dari satu tahun. 

Namun jika dihitung, dana BPJS yang tidak dibayarkan oleh PT Harimau Indah tersebut nilainya mencapai miliaran rupiah.

"Nilainya mencapai miliaran tapi saya nggak bawa datanya, yang tidak dibayarkan hanya beberapa bulan, nggak sampai setahun," ucapnya.

(BACA JUGA: Demi Konten, Ini Tampang Turis Australia yang Panjat Pohon di Pura)

Akibat iurannya tidak dibayarkan, saat ini para karyawan PT Harimau Indah tidak bisa mendapatkan fasilitas kesehatannya.

"Setelah iurannya tidak dibayarkan kepada BPJS ini kan secara otomatis BPJS kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaanya diputus oleh pihak BPJS," terangnya.

"Bahkan kemarin ada yang mau melahirkan secara sesar, tapi nggak bisa mendapatkan fasilitasnya, karena ada tunggakan dari PT Harimau," sambungnya.

Diutarakan Aris, Serikat Buruh dari Garteks KSBSI pernah menanyakan masalah ini kepada pihak perusahaan.

(BACA JUGA:Suka Mengantuk padahal Tidur Cukup? Ini Daftar Penyakitnya Menurut Dokter)

Menurut direksi PT Harimau Indah, tidak dibayarkannya iuran BPJS ketenagakerjaan ratusan karyawan itu dikarenakan perusahaan sedang mengalami masalah finansial.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: