Inggris: Invasi Putin Membawa Kematian dan Kehancuran dalam Skala yang Tidak Terlihat

Inggris: Invasi Putin Membawa Kematian dan Kehancuran dalam Skala yang Tidak Terlihat

Kondisi Ukraina setelah mendapat invasi Rusia.--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Memperingati 100 hari invasi Rusia ke Ukraina, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menegaskan dukungan untuk rakyat Ukraina.

"Hari ini menandai 100 hari yang kelam sejak Putin melancarkan perang yang tidak sah dan ilegal melawan Ukraina," kata Liz Truss melalui rilis pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2022. 

(BACA JUGA:Rusia Gempur Pusat Komando dan Depot Amunisi Wilayah Donbas dan Mykolaiv di Ukraina )

Liz Truss mengatakan, Inggris akan tetap teguh mendukung Ukraina dan memastikan bahwa negara itu akan memenangkan pertempuran untuk penentuan nasib sendiri dan memastikan pasukan Rusia mundur.

"Invasi Putin telah membawa kematian dan kehancuran dalam skala yang tidak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Perang ini memiliki konsekuensi besar bagi perdamaian, kemakmuran, dan ketahanan pangan global. Itu penting bagi kita semua," katanya.

Oleh karena itu, saat memperingati 100 hari invasi Rusia ke Ukraina, Truss menyampaikan penghormatan kepada ribuan warga sipil tak berdosa yang terbunuh sejak invasi, dan menegaskan kembali dukungan Inggris untuk pertahanan Ukraina.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan bahwa invasi Rusia telah melanggar prinsip dasar hukum internasional.

(BACA JUGA:Jokowi Undang Putin dan Zelenskyy ke Indonesia, Bahas Solusi Damai Rusia dan Ukraina)

"Invasi Putin yang agresif dan tidak beralasan melanggar prinsip dasar hukum internasional - bahwa negara memiliki kedaulatan teritorial dan hak untuk menentukan kebijakan luar negeri mereka sendiri," kata Owen Jenkins.

Ia juga menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai orang yang bertanggung jawab atas invasi Rusia ke Ukraina.

Setiap negara, kata dia, saat ini menderita akibat dampak dari invasi Rusia karena invasi tersebut menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi, serta mengancam pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi dampak tersebut, Inggris, kata dia, telah menjadi salah satu donor utama yang menawarkan dukungan kepada negara-negara yang paling parah terkena dampak kenaikan harga pangan dan komoditas.

(BACA JUGA:Infrastruktur Militer Ukraina Hancur Total, Gegara Diserang Empat Rudal)

Inggris, katanya, telah mengumumkan bantuan sebesar 3 miliar poundsterling selama tiga tahun ke depan untuk mencegah kelaparan dan mengurangi penderitaan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: