Apa Lansia Boleh Makan Gorengan dan Junk Food?

Apa Lansia Boleh Makan Gorengan dan Junk Food?

Lansia, Pikun | Image oleh Steve Buissinne dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ahli ingatkan mereka yang lansia (lanjut usia), untuk membatasi asupan gula, garam, dan lemak atau disingkat GGL.

Alasannya adalah untuk mencegah kemungkinan munculnya penyakit tertentu, yang disebabkan kebiasaan ini.

Berdasakan panduan buku lansia dari Kementerian Kesehatan, konsumsi GGL yang dianjurkan untuk mereka yang lanjut usia, adalah sebagai berikut:

(BACA JUGA:Punya Orang Tua Lansia yang Kehilangan Daya Ingat? Ini Tiga Penyebabnya Menurut Dokter)

•    Gula maksimum empat sendok makan (50 gram/hari)
•    Garam maksimum satu sendok teh (2 gram/hari)
•    Lemak maksimum lima sendok makan minyak sayur (67 gram/hari)

Lansia Boleh Makan Gorengan dan Junk Food?

Menurut ahli, selama lansia memiliki kondisi sehat, konsumsi snack, kopi, goreng-gorengan, atau junk food masih diperbolehkan.

Namun untuk itu, para lansia tetap harus mengikuti anjuran yang sudah disebutkan di atas, dan mereka yang lansia harus rutin atau aktif dalam mengkalkulasikan apa yang mereka konsumsi kesehariannya.

“Penduduk Indonesia sudah eksesif konsumsi GGL-nya, jadi musti dilihat (dicek) lagi,” kata Atmarita seperti dikutip FIN dari Antara.

“Kalau misalnya dia sudah makan nasi (sumber karbohidrat) berlebih, kemudian masih harus minum kopi, ya, kopinya tidak perlu pakai gula, atau hindari makanan manis,” menambahkan bahwa intinya tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya.

Risiko Pikun Terlihat dari Cara Berjalan

Sejak dahulu, yang namanya pikun sering kali dikaitkan dengan daya ingat yang menurun.

Akan tetapi menurut sebuah studi, ada ciri lain yang bisa digunakan orang, untuk mendeteksi pikun sedari jauh.

Ciri yang dimaksud di sini menurut ahli dari University of Minnesota dan Monash University, adalah melihat risiko pikun itu dari bagaimana seseorang berjalan.

Ya setelah mempelajari data 17 ribu orang dewasa dalam kurun waktu 7 tahun, diketahui bahwa mereka yang berpotensi terkena pikun, menunjukan ciri khusus pada kecepatan mereka bergerak.

Ya, jadi gak hanya menunjukan penurunan kognitif pada otaknya, mereka yang berpotensi pikun juga menunjukan penurunan pada kecepatan cara mereka berjalan.

“Hasil ini menunjukan bahwa penurunan baik pada gaya berjalan dan daya ingat, merupakan kombinasi terbaik untuk memprediksi (potensi pikun) di kemudian hari,” kata pimpinan studi Dr. Taya Collyer, seperti dikutip FIN dari Mirror.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: