Kebiasaan Merancap Bikin Otak Tumpul, Ini Penyebabnya Menurut Dokter

Kebiasaan Merancap Bikin Otak Tumpul, Ini Penyebabnya Menurut Dokter

Ilustrasi Otak, Image oleh Ermal Tahiri dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Merancap adalah aktifitas solo yang digunakan orang untuk memuaskan napsu biologisnya.

Namun ada yang berpikiran bahwa jika dilakukan berlebihan, merancap dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dalam berpikir?

Benarkah demikian? Mari kita simak apa kata dr. Nadia Nutrotul Fuadah, saat menjawab pertanyaan salah satu penanya di salah satu rubrik Alodokter, yakni Tanya Dokter.

(BACA JUGA:Perokok Bisa Berhenti Merokok dengan Terapi Setrum Listrik pada Otak)

Menurut dr. Nadia, merancap memang jika dilakukan berlebihan, akan menyebabkan pelakunya mencandu.

Menariknya lagi, efek dari candu kebiasaan ini, kata dr. Nadia, sama dengan yang ditemukan pada mereka yang mencandu alkohol dan NAPZA.

"Sebagaimana yang terjadi pada pecandu alkohol dan NAPZA, (merancap berlebihan( bisa membuat otak bagian depan (korteks prefrontal) menyusut (atrofi)," kata dr. Nadia Nutrotul Fuadah.

Ketika otak bagian depan ini menyusut, lanjut dia, secara tidak langsung akan menggangu fungsi otak itu sendiri.

" Otak bagian depan ini penting fungsinya dalam pengaturan kemampuan konsentrasi, mengingat, berpikir bijak, pembuatan keputusan, dan juga pengendalian emosi," ungkap dia.

Anda salah satu yang ketagihan atau kecanduan merancap? Anda mungkin ingin merubah kebiasaan ini mulai dari sekarang.

Efek COVID pada Otak Manusia

Para ahli menemukan bahwa mereka yang terpapar COVID, menunjukan penyusutan ukuran pada otak mereka.

Efeknya dari penyusutan otak ini, adalah penurunan kemampuan orang untuk berpikir, akibat terganggunya fungsi kognitif pada otak.

Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti dari University of Oxford itu, ditemukan bahwa hanya dalam empat bulan setelah terpapar, penyusutan otak terjadi, dengan durasi penyusutan yang lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak pernah terpapar virus corona.

Efek yang sama juga ditemukan pada mereka yang terpapar COVID meski tanpa gejala, atau yang dikenal dengan sebutan asimtomatik.

Para ahli sendiri tidak begitu mengerti mengapa penyusutan otak terjadi lebih cepat, pada mereka yang terpapar corona.

Namun menurut mereka, hal ini mungkin ada hubungannya dengan gejala jangka panjang COVID, pada mereka yang terpapar.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: