Rupiah Berpotensi Melemah Lagi, Pelaku Pasar Masih Hindari Aset Berisiko

Rupiah Berpotensi Melemah Lagi, Pelaku Pasar Masih Hindari Aset Berisiko

Uang rupiah (Pixabay)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Nilai tukar rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS pada hari ini, Kamis 19 Mei 2022. Hal itu disebabkan pelaku pasar yang diduga masih menghindari aset-aset berisiko.

Mengutip data Bloomberg, pukul 09.20 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.733 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 45 poin atau 0,31 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin 18 Mei 2022 di level Rp14.688 per dolar AS.

(BACA JUGA:IHSG Tahun 2022 Bisa Menyentuh Level 7.600, Percaya Gak Percaya Ini Penjelasannya)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan rupiah mungkin masih akan tertekan terhadap dolar AS hari ini. Sentimen di pasar saham Asia terlihat negatif pagi ini, mengekor pergerakan saham di bursa AS.

"Ini artinya pelaku pasar sedang menghindari aset berisiko," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Kamis 19 Mei 2022.

Sikap pelaku pasar tidak terlepas dari ekspektasi terhadap normalisasi kebijakan moneter AS yang lebih agresif yang juga belum hilang di pasar. 

Apalagi sebelumnya Jerome Powell, memberikan penegasan bahwa normalisasi tidak akan berhenti sampai inflasi AS menunjukkan tanda penurunan.

(BACA JUGA:Harga Pertalite akan Naik? Ini Kata Erick Thohir)

"Di sisi lain, kondisi neraca perdagangan Indonesia yang surplus besar mungkin bisa menahan pelemahan," pungkas Ariston.

Surplus neraca perdagangan pada April 2022 tercatat USD7,56 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus USD4,54 miliar. 

Kondisi ini melanjutkan tren surplus selama 24 bulan berturut-turut. Selain itu, surplus tersebut juga merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat USD5,74 miliar.

Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD27,32 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76 persen (year on year). 

(BACA JUGA:Daftar 6 Mobil Harga Rp300 Jutaan yang Punya Fitur Panoramic Sunroof)

Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 48,92 persen dan 47,7 persen (yoy).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: