Fokus Pada Sustanability, Multi Bintang Indonesia Targetkan Penggunaan Energi Terbarukan 100 Persen di 2025

Fokus Pada Sustanability, Multi Bintang Indonesia Targetkan Penggunaan Energi Terbarukan 100 Persen di 2025

Peluncuran program “Cut the Tosh” Multi Bintang Indonesia, yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu 18 Mei 2022-Sigit Nugroho-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy menjadi fokus utama negara-negara di dunia, khususnya negara-negara yang tergabung dalam G20. 

Isu energi terbarukan itu sudah menjadi pembicaraan sejak beberapa tahun terakhir, utamanya untuk menyikapi perubahan iklim yang terjadi begitu masif saat ini. 

(BACA JUGA:Menko Airlangga: Porsi Bauran EBT 23 Persen di Tahun 2025 Optimis Tercapai)

Berbagai sektor produktif saat ini telah mengacu pada visi misi net zero carbon pada 2060, sesuai dengan kesepakatan negara-negara G20 beberapa waktu lalu. 

Isu climate change dan renewable energi ini rupanya juga menjadi fokus utama PT Multi Bintang Indonesia (MBI), produsen minuman yang selama ini dikenal dengan produk Bir Bintang dan soft drink lainnya. 

MBI, mengklaim bahwa saat ini kebijakan perusahaan telah mengarah pada sustainability, salah satunya yakni berfokus pada penggunaan renewable energy. 

Hal itu disampaikan oleh Direktur Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia Ika Noviera, dalam peluncuran program “Cut the Tosh” yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu 18 Mei 2022. 

(BACA JUGA:Industri Jasa Konstruksi Hadapi Persoalan Rumit di Tengah Masifnya Proyek Infrastruktur)

Ika mengatakan, pihaknya sangat berambisi bisa mencapai net zero carbon atau 100 persen penggunaan renewable energy pada tahun 2025. 

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari pemanfaatan energi Surya, hingga yang terbaru menggunakan teknologi biomasa. 

"Cut the Tosh mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah narasi jadi aksi. Harapan kami, gerakan ini dapat mendorong upaya kolektif dari para pemangku kepentingan, untuk bersama-sama menciptakan kolaborasi yang bermakna untuk meningkatkan skala dan  dampak dari praktik keberlanjutan,” ujar Ika. 

Meski sustainability sudah menjadi istilah umum di berbagai kalangan, terutama dalam ruang lingkup bisnis, pemerintah, maupun lembaga masyarakat, namun Ika menyadari bahwa hambatan yang dihadapi tidaklah sedikit. 

(BACA JUGA:Daftar 6 Mobil Harga Rp300 Jutaan yang Punya Fitur Panoramic Sunroof)

Ia menyebut, berbagai tantangan bakal dihadapi dalam memperjuangkan target perusahaan, mulai dari sumber daya, keahlian, hingga jaringan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: