Harga Emas Naik, Imbas Investor yang Mengantisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Harga Emas Naik, Imbas Investor yang Mengantisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi emas batangan internasional-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Emas menguat, mengikuti sedikit kemunduran terhadap rencana kenaikan imbal hasil obligasi Amerika (US Treasury) dan menyikapi pergerakan dolar AS.

Di satu sisi, investor juga tengah mengantisipasi kenaikan suku bunga agresif dari Bank Sentral Amerika Federal Reserve (The Fed) yang tengah merumuskan kebijakan terbaru dalam rapat dewan gubernurnya. 

(BACA JUGA:Villarreal vs Liverpool 2-3, The Reds Comeback Dan Melaju Ke Final Liga Champions)

Mengutip laporan Reuters di Bengaluru, Selasa 3 Mei 2022 atau Rabu 4 Mei 2022 dini hari WIB, harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.870,56 per ounce pada pukul 24.51 WIB, demikian laporan  Reuters,  

Harga emas sempat menyentuh USD1.849,90 di awal sesi, yang merupakan level terendah sejak 16 Februari.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,4 persen menjadi USD1.870,60 per ounce.

"Emas dalam beberapa pekan terakhir turun signifikan karena kurva imbal hasil meningkat. Hari ini sedikit penurunan dalam imbal hasil mendukung harga emas...Emas akan cukup terikat pada kisaran," kata Bart Melek, analis TD Securities.

(BACA JUGA:Viral Video Mudik Naik Kereta Berjubel di Bangladesh, Netizen Nostalgia Indonesia di Tahun 2.000-an)

"Emas telah diperhitungkan dalam serangkaian langkah kebijakan yang cukup agresif bagi pertemuan The Fed."

Imbal hasil US Treasury 10-tahun mundur dari level 3 persen, Selasa. Sementara itu, Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,3 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuan dua hari, Rabu, untuk mengendalikan lonjakan inflasi, sementara komentar Chairman Jerome Powell akan dicermati untuk sinyal lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga.

Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, suku bunga yang lebih tinggi mengangkat  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

(BACA JUGA:Periode Arus Mudik, Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Catat Peningkatan Traffic Tertinggi di Luar Jawa)

Jika pertemuan FOMC lebih  hawkish,  emas bisa turun ke level yang diindikasikan oleh imbal hasil riil. Namun, pertemuan yang dovish  atau eskalasi dalam ketegangan geopolitik atau kekhawatiran inflasi, dapat mendorong emas kembali ke posisi USD1.900, tutur analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: