Batuk Bertahan Lebih dari Dua Minggu, Salah Satu Ciri Kanker Paru-paru?

Batuk Bertahan Lebih dari Dua Minggu, Salah Satu Ciri Kanker Paru-paru?

Batuk, Image oleh mohamed Hassan dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Mereka yang punya batuk bertahan lebih dari dua minggu, tidak boleh menyepelakan kondisi mereka begitu saja.

Kondisi ini menurut ahli, bisa dikaitkan dengan potensi kanker paru-paru manusia.

Sebab itu, penting bagi orang untuk mengenali keberadaan jauh-jauh hari, sebelum kondisi menjadi lebih serius.

(BACA JUGA:Batuk Anda Tak Kunjung Sembuh? Ini Cara Mengatasi Batuk, dari yang Basah hingga Kering)

"Kanker paru-paru adalah kaner paling umum di UK, dan merupakan penyebab kematian paling banyak disebabkan oleh kanker," kata Smaiya Patel dari Phamacy2U, Express mengutip.

Selain batuk yang bertahan lebih dari dua pekan, kondisi ini biasanya ditemani dengan infeksi di area dada.

Batuk berdarah, nyeri dada saat bernapas, napas memendek, adalah beberapa ciri lainnya.

Mereka yang terkena kanker paru-paru, juga dilaporkan alami penurunan berat badan yang tidak direncanakan.

Sebab itu, bagi mereka dengan ciri gejala di atas, tidak ada alasan lagi untuk tidak meriksakan kondisi ke dokter, untuk mendapatkan evaluasi yang jelas.

Kanker Itu pada Dasarnya Bisa Dicegah

Menurut Dr. David Whiteman dalam sebuah studi, pemicu kanker itu pada dasarnya tidak hanya terbatas fakto genetik saja.

Salah satu caranya menurut Dr. Whiteman adalah dengan tentu menghindari penyebabnya, dan menjalani gaya hidup sehat.

Meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok, makan yang tidak sehat dan gemar minum alkohol, adalah beberapa perubahan yang dimaksud.

Menurut ahli, kebiasaan orang merokok, makan yang tidak sehat dan minum alkohol, berkontribusi terhadap 30,4 persen dari kematian yang disebabkan kanker.

Dan yang perlu disadari banyak orang pula adalah bahwa, dari 8,2 juta kasus kematian akibat kanker,  2,5 juta di antaranya melibatkan rokok.

Selain di atas, mereka yang kerap terpapar UV dari matahari, punya badan gemuk dan malas olahraga, dikaitkan juga dengan 14, 4 persen potensi kematian.

Bahkan perubahan kecil dalam area ini secara substansial dapat membantu menurunkan angka kematian prematur akibat kanker setiap tahunnya, kata Dr. Whiteman.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: