Fahri Hamzah Saranin Jokowi Dijuluki Bapak Rekonsiliasi
Fahri Hamzah tanggapi wacana tunda Pemilu 2024-Twitter-
JAKARTA, FIN.CO.ID- Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah merekomendasikan julukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowo) sebagai bapak rekonsiliasi.
Dia mengatakan, julukan itu agar perpecahan di arus bawah tidak terus menerus terjadi.
"Saya masih khawatir dengan pembelahan yang ada di akar rumput itu sebabnya kalau misalnya Pak Jokowi mau diberi gelar saya lebih suka kalau beliau mengejar gelar Bapak Rekonsiliasi," kata Fahri saat dihubungi, Senin 18 April 2022.
(BACA JUGA:Fahri Hamzah Bela Kaharuddin BEM SI: Masih Jadi Mahasiswa, Kalian Boleh Berbuat Salah, Tapi...)
Fahri Hamza berharap, sebelum Jokowi turun dari jabatannya, Jokowi busa menyatukan kembali perpecahan di kalangan bawah.
Dia mengatakan, capaian fisik yang selama ini dibangun oleh Jokowi akan hilang jika saja Jokowi todak berhasil berekonsiliasi.
"Saya merasa bahwa semua capaian secara fisik itu bisa hilang kalau rekonsiliasinya gagal jadi lebih baik dituntaskan rekonsiliasinya supaya capaian fisiknya otomatis kita dapatkan," ujarnya.
(BACA JUGA:Hati-Hati! Jokowi Sebut Mudik Lebaran 2022 Macet Parah, 23 Juta Mobil dan 17 Juta Motor Jalan Berbarengan )
Sementara itu, menanggapi pernyataan Fahri Hamzah tersebut, stafsus Mensesneg Faldo Maldini lantas membeberkan beberapa pencapaian Jokowi
"Kami kira Pak Jokowi punya banyak capaian di berbagai bidang. Semuanya sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Kita lihat penanganan pandemi. Kita salah satu yang terbaik di Asia. Kalau pandemi nggak beres, kita tidak bisa bicara yang lain hari ini," kata Faldo.
Faldo lantas balik menyarankan Fahri Hamzah dengan julukan kaka rekonsiliasi.
"Ya saya kira, sebagai politisi senior Bang Fahri sepertinya lebih layak dijuluki Kakak Rekonsiliasi, yang memikirkan dan berjuang dalam keterbelahan masyarakat hari ini," sambung Faldo.
(BACA JUGA:Pemilu 2024 Ditunda, Faldo Maldini: Kaget Sama Imajinasinya, Terus Marah Sama Imajinasinya Sendiri, Kan Aneh)
Faldo menjelaskan, tidak ada momentum khusus dalam publikasi julukan dari enam Presiden Indonesia.
.jpeg)
Sumber:
