JAKARTA, FIN.CO.ID- Raper Indonesia, Iwa Kusuma atau yang populer dipanggil Iwa K, mengoreksi pernyataan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) yang menyebut Rasmus Paludan adalah Menteri Kehakiman Swedia.
Padahal, Rasmus Paludan adalah seorang politikus Swedia yang anti Islam.
Mulanya, Hidayat Nur Wahid membagikan sebuah artikel di Twitter-nya yang berjudul: TEGAS! Menteri Kehakiman Swedia Minta Tangkap Semua Penghina Islam.
(BACA JUGA: HNW Apresias BP MPR yang Menolak Amandemen UUD)
Hidayat lantas menulis caption bahwa Menteri Kehakiman Swedia, Rasmus Paludan tegas kepada para pembenci Islam.
"Menteri Kehakiman Swedia, Rasmus Paludan, Tegas Minta Agar Para Penghina Islam ya g Telah Memprovokasi Massa Al dengan Membakar AlQuran, Unt Ditangkap," demikian tulis HNW.
Iwa K kemudian mengoreksinya. Dia menyebut bahwa Rasmus Paludan bukan Menteri Kehakiman. Tetapi politikus sayap kanan yang benci Islam. Sementara Menteri Kehakiman Swedia bernama Morgan Kohansson.
(BACA JUGA: Salat Tarawih Wajib Booster, Konser Musik Enggak Wajib, HNW dan Fadli Zon Beri Kritik Keras Begini... )
Tidak sampai di situ, Iwa K juga menyebut bahwa Rasmus Paludan mirip Hidayat Nur Wahid yang doyan jual isu agama di Negaranya.
"Rasmus Paludan tuh bukan Menkeh, pak.. tapi politisi biggot yang doyan jualan issue agama alias sayap kanan-nya Swedia, pak.. ya kira-kira kayak bapak di sini lah.. nah kalo yang bapak maksud Menkeh-nya tuh Morgan Johansson, yang nentang narasi dan aksi biggot-nya Rasmus," kata Iwa K di Twitter-nya, @iwa_kusuma, dikutip Senin 18 April 2022.
"Kalo mau liat esensinya pak: di Swedia, minoritas (muslim Swedia) pun dapet perlindungan dari aksi dan narasi politisi biggot setempat," tambah Iwa K.
(BACA JUGA: Nadiem Hapus Madrasah dari Draf RUU, HNW: Sekuleristik yang Berbahaya! )
Iwa K lalu kembali menyindir HNW cerdik dalam menjual narasi 'penghina Islam dan pembakar Alquran.'
Dia katakan bahwa HNW tidak melihat esensi berita di artikel tersebut bahwa pemerintah Swedia melindungi minoritas muslim.
"Beliau cerdik dan paham banget kalo segmen pasarnya lebih tertarik dengan narasi : penghina islam dan bakar al Quran dibanding esensi berita: pemerintah Swedia melindungi minoritas (Muslim Swedia) dari aksi dan narasi politisi biggot setempat," kata Iwa K.