Menikah, Jomblo dan Kebahagiaan

Menikah, Jomblo dan Kebahagiaan

Single, Image oleh Pexels dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pernikahan adalah di mana Anda harus dapat menyatukan dua pikiran yang berbeda, untuk memiliki satu visi yang sama tentang kehidupan berumahtangga.

Perdebatan atau percekcokan adalah salah satu hal yang akan dihadapi dan pasti dihadapi oleh semua pasangan.

Kendati demikian, bukan berarti hidup single hingga akhir khayat berarti sebuah kabar yang baik.

(BACA JUGA:Sudahkah Anda Bahagia?)

Menurut studi yang dirilis pada Journal of American Heart Association, ditemukan bahwa mereka yang hidup single atau menjomblo lebih rentan mati akibat penyakit jantung dibandingkan pasien penyakit jantung yang berstatus menikah.

Kesimpulan itu didapat para ahli, setelah mempelajari data 6.051 pasien dengan usia rata-rata 63 tahun, dan pernah menjalani kateterisasi jantung untuk penyakit jantung koroner.

Para peneliti yang tergabung dalam studi ini, mengaku terkejut dengan hasil yang yang mereka dapatkan.

Dari situ, ditemukan bahwa betapa status pernikahan seseorang, ternyata dapat memberikan efek terhadap kesehatan jantung mereka di kemudian hari.

"Saya sendiri terkejut dengan tingginya pengaruh status pernikahan terhadap jantung seseorang,"ungkap Arshed Quyyumi dari Emory University, Express mengutip.

Menurut professor yang lead author studi ini tersebut, orang yang hidup menjomblo ternyata dapat meningkatkan risiko kematian, hingga 24 persen.

Sementara jika bicara kematian akibat penyakit kardiovaskuler, maka risikonya berada pada angka 45 persen.

Dan jika bicara risiko kematian yang disebabkan oleh serangan jantung, risiko mereka yang jomblo naik hingga 52 persen, jika dibandingakn mereka yang berkeluarga.

Prof. Quyyumi menjabarkan bahwa mereka yang single dalam studi tersebut kebanyakan adalah wanita.

Mereka dengan ciri di atas, dilaporkan memiliki tekanan darah tinggi, mengalami gagal jantung atau kolesterol tinggi, meski kebanyakan dari mereka bukanlah perokok.

Pendapat Lain

Tidak semua orang hidup dengan pasangan, kendati demikian, bukan berarti mereka hidup tidak bahagia.

Mengapa demikian, karena hal itu bukanlah sebuah tolak ukur dari kebahagiaan.  

Menurut seorang pakar psikologi, keputusan menjadi jomblo atsu hidup single, terlalu digambarkan secara berlebihan.

Kata Bella DePaulo, Ph.D., hidup tanpa pasangan bukanlah akhir dari dunia ini.  Menurut peneliti  University of California itu, ditemukan bahwa mereka yang menjomblo, punya karakter yang akrab dengan keluarga, teman dan bahkan kolega.

DePaulo juga menyebutkan bahwa mereka dengan karakteristik di atas, cenderung lebih menghargai pekerjaannya ketimbang mereka yang sudah menikah.

Seperti diketahui, gaya hidup menjomblo semakin hari dilaporkan semakin meningkat. Studi lain menyebutkan bahwa hidup menjomblo kini menjadi sebuah pilihan gaya hidup.  

Bahkan menurut hasil ratusan studi yang pernah ada, mereka yang bahagia hidup menjomblo, adalah mereka yang sebenarnya berhasil menemukan rahasia dari definisi kebahagiaan itu sendiri, demikian seperti dilansir Metro

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: