Curhat Pengusaha Bus Tujuan Pulau Sumatera: di SPBU Solar kosong, Tapi di Luar Banyak yang Jual Eceran

Curhat Pengusaha Bus Tujuan Pulau Sumatera: di SPBU Solar kosong, Tapi di Luar Banyak yang Jual Eceran

Kurnia Lesani, Ketua IPOMI & Owner PO. SAN -Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Arus mudik menggunakan bus tujuan pulau Sumatera sudah mulai terjadi peningkatan. Biasanya memang para pemudik yang berangkat menuju pulau Sumatera, sudah mudik lebih dulu antara dua minggu atau satu minggu sebelum hari Lebaran.

Namun demikian, kendala kelangkaan solar menjadi salah satu faktor utama yang dikeluhkan para pengemudi Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dari pulau Jawa menuju tujuan pulau Sumatera seperti Riau, Padang, Medan hingga Aceh.

(BACA JUGA:Jelang Arus Mudik Lebaran, Pengusaha Bus AKAP Keluhkan Solar Langka)

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) yang juga sekaligus pemilik PO. Siliwangi Antar Nusa, Kurnia Lesani Adnan.

"Yang kita hadapi adalah kelangkaan BBM Jenis Solar, untuk Bus Lintas Sumatera saat ini sangat sulit mendapat solar dan bus saya yang dari pulau Jawa ke Riau Sumatera sana bisa telat 8 jam sampai dengan 1 hari karena kelangkaan solar di jalan," ungkap Kurnia Lesani Adnan saat berbincang dengan fin.co.id Rabu 13 April 2022.

Menurutnya, di jalur lintas Sumatera banyak ditemukan SPBU yang memasang plang tulisan "Solar Habis"{ ataupun "Maaf Solar Dalam Pengiriman". Parahnya, di sekitar SPBU justru banyak ditemukan para pedagang solar eceran.

"Sedihnya lagi kita pengusaha bus Sumatera melihat di SPBU solarnya kosong, masang plang masih dalam pengiriman tapi di luar SPBU, di kanan kiri SPBU, solar eceran banyak yang jual," ungkapnya.

(BACA JUGA:Kementerian PUPR Latih Tenaga Pendamping Masyarakat untuk P3-TGAI di Cirebon)

Selain itu, angkutan Bus AKAP lintas Sumatera harus bersaing pengisian bahan bakar dengan truk tambang dan truk kelapa sawit berpelat hitam, yang dimana bus AKAP resmi ber plat kuning terkena imbas tidak kebagian solar.

"Yang antri itu truk tambang, terus trck yang bawa sawit (Pelat Hitam), nah kita angkutan penumpang (Plat Kuning Resmi) kena imbas, menurut saya Pertamina ya harus dipertegas aja kalo bus angkutan dan truk logistik berplat kuning berhak menggunakan solar bersubsidi," Jelasnya.

Lanjutnya, Kurnia juga menjelaskan dengan langkanya solar akan berpengaruh ke jam keberangkatan dan jam tiba bus di tujuan, terutama saat arus mudik lebaran nanti.

Ia pun mengeluhkan pembatasan pengisian solar, karena berpotensi menjadi kendala perjalanan bus AKAP ke Sumatera saat arus mudik nanti.

(BACA JUGA:Bayang-bayang Travel Liar di Mudik Lebaran 2022, IPOMI Minta Pemerintah Turun Tangan)

"Kalo bus AKAP tidak dikasih batas pengisian minimal mungkin 300 liter lah tidak jadi kendala, karena tangki bus kita ada yang sampe 420 liter. Saya contohkan bus saya PO. SAN kalo dari Pasir Pangarean (RIAU) ke Blitar (Jawa Timur) sekali jalan 700 liter dalam tiga hari. Kalo hanya boleh isi 120 liter gimana," keluhnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: