Harga Emas Melonjak Lebih dari 1 Persen, Ramalan Bakal Mencapai USD2.000 Per Ounce Semakin Mendekati Kenyataan

Harga Emas Melonjak Lebih dari 1 Persen, Ramalan Bakal Mencapai USD2.000 Per Ounce Semakin Mendekati Kenyataan

Emas batangan internasional-Photo by Michael Steinberg -Pexels

 

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas intenasional pada Rabu, 13 April 2022 melonjak lebih dari 1 persen. Kenaikan itu dipicu penurunan imbal hasil obligasi Amerika atau US Treasury. 

Sebagaimana diketahui, penurunan imbal hasil obligasi Amerika itu terjadi karena data inflasi di sebagian besar wilayah Amerika sesuai ekspektasi. Hal itu mengurangi kemungkinan pengetatan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang agresif.

(BACA JUGA:Harga Emas Naik Terus, Analis Prediksi Bisa Tembus USD2.000 Per Troy Ounce Bulan Ini)

Mengutip data Reuters, Rabu 13 April 2022 pukul 01.39 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD1.967,61 per ounce, setelah mencapai level tertinggi hampir sebulan di awal sesi. 

Sementara itu harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,4 persen menjadi USD1.976,10 per ounce.

Imbal hasil obligasi atau surat utang Amerika berjangka waktu 10-tahun menurun, setelah data menunjukkan inflasi naik pada Maret.

Meski demikian, kenaikan itu tetap di bawah ekspektasi banyak pelaku pasar.

(BACA JUGA:Penawaran Umum Saham Perdana GoTo, Airlangga Sebut Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara)

Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan harga dapat menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga.

Hal ini akan mendorong  yield  obligasi dan meningkatkan  opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

"Jika kita terus melihat inflasi inti tidak melonjak pada tingkat yang sama (seperti inflasi utama), The Fed...mungkin tidak seagresif ketika inflasi inti bergerak lebih tinggi," kata Bart Melek, analis TD Sekuritas.

Sebelumnya, Direktur PT TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas bulan April ini berpotensi menyentuh angka USD2.000 per ounce, jika invasi Rusia terhadap Ukraina tak kunjung berhenti. 

(BACA JUGA:Listing Perdana Bertabur Menteri, Saham GOTO Melejit 18,34 Persen)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: