Harga Emas Naik Terus, Analis Prediksi Bisa Tembus USD2.000 Per Troy Ounce Bulan Ini

Harga Emas Naik Terus, Analis Prediksi Bisa Tembus USD2.000 Per Troy Ounce Bulan Ini

Emas batangan internasional/Ilustrasi-Photo by Michael Steinberg from Pexels-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas internasional naik, mendekati USD2.000 per troy ounce, sebagai imbas dari isyarat Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang ingin menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin pada pertemuan bank sentral yang akan datang.

Mengutip laporan Reuters hari ini, Selasa 12 April 2022 dini hari WIB, harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.947,80 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 14 Maret di USD1.968,91. 

(BACA JUGA:IHSG Berpeluang Lanjut Melemah, Saham Apa Saja yang Direkomendasikan Analis?)

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,1 persen menjadi USD1.948,2 per troy ounce.

Direktur PT TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas sangat mungkin menyentuh angka USD2.000 per troy ounce, jika perang Rusia - Ukraina berlanjut. 

"Emas Dunia kemungkinan akan kembali menanjak di atas USD2.000 per troy ounce dalam bulan ini. Penyebabnya adalah perang di Ukraina akan berlanjut dan sanksi ekonomi baik oleh Rusia maupun AS dan Eropa," ungkap Ibrahim kepada media, Selasa 12 April 2022. 

Tak hanya itu, kata Ibrahim, sentimen inflasi Amerika yang diperkirakan lebih tinggi dari bulan sebelumnya, juga akan mempengaruhi pergerakan dari harga emas tersebut. 

(BACA JUGA:Penawaran Umum Saham Perdana GoTo, Airlangga Sebut Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara)

"Inflasi AS kemungkinan lebih tinggi dr bulan sebelumnya," tuturnya. 

Sebagaimana diketahui, emas menguat setelah Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans, mengisyaratkan dia tidak akan menentang kenaikan suku bunga ke pengaturan netral, yang akan membutuhkan beberapa kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral yang akan datang.

"Pertanyaan sebenarnya adalah apakah (The Fed) benar-benar akan mengambil sikap yang cukup kuat terhadap tekanan inflasi ini untuk mencegah potensi yang kita yakini masih merupakan pasar emas yang sangat mendukung?," ujar David Meger, Direktur High Ridge Futures, dikutip dari Reuters. 

Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan  opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

(BACA JUGA:Listing Perdana Bertabur Menteri, Saham GOTO Melejit 18,34 Persen)

Fokus sekarang adalah pada laporan indeks harga konsumen Amerika periode Maret yang akan dirilis Selasa, dengan trader memperkirakan kenaikan lebih lanjut akibat dampak perang Ukraina terhadap biaya energi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: