Kenaikan Harga BBM dan Minyak Goreng Picu Inflasi Tinggi di Pekan Pertama April 2022

Kenaikan Harga BBM dan Minyak Goreng Picu Inflasi Tinggi di Pekan Pertama April 2022

Ilustrasi - Kenaikan harga minyak goreng, BBM Pertamax RON 92 hingga kenaikan PPn jadi 11 persen bakal picu inflasi tinggi pada kuartal II tahun 2022-Pexels - Pixabay-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kenaikan harga Pertamax dan sejumlah BBM yang dijual di SPBU Swasta lainnya, disebut bakal mendorong inflasi pekan pertama April 2022 lebih tinggi.

Tak hanya itu, komoditas dapur seperti minyak goreng hingga daging ayam ras juga disebut bakal menjadi kontributor utama inflasi pekan pertama April 2022. 

(BACA JUGA:Perintah Menteri PUPR: Pelebaran Jalan Tol Cikampek Harus Rampung H-10 Lebaran 2022)

Mengutip pernyataan Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu, perkiraan inflasi pekan pertama bulan APrril adalah sebesar 0,68 persen secara month to month (mtm). 

Sementara secara tahun kalender, inflasi diperkirakan sebesar 1,89 persen year to date (ytd) dan secara tahunan sebesar 3,20 persen year on year (yoy).

"Komoditas utama penyumbang inflasi April 2022 yaitu minyak goreng (0,24 persen mtm), bensin (0,18 persen mtm), daging ayam ras (0,08 persen mtm). Kemudian bahan bakar rumah tangga (0,04 persen mtm), cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm)," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dikutip Senin 11 April 2022. 

"Berikutnya adalah sabun detergen bubuk/cair (0,02 persen mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, jeruk, bayam, kangkung, ayam goreng, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)," kata Erwin.

(BACA JUGA:Duh, Seorang Pria Lakukan Aksi Tak Senonoh di Depan Pelajar Wanita dan Terekam CCTV)

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu tomat (-0,02 persen mtm) dan angkutan udara (-0,01 persen mtm). 

Sedangkan untuk aliran dana asing yang masuk ke Indonesia pada periode transaksi 4-7 April 2022 sebesar Rp2,78 triliun. Di pasar SBN sebesar Rp0,83 triliun dan di pasar saham Rp1,95 triliun.

"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 April 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp34,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp34,46 triliun di pasar saham," pungkas Erwin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: