Arifin Tasrif: Distribusi BBM Harus Tepat Sasaran!

Arifin Tasrif: Distribusi BBM Harus Tepat Sasaran!

Menteri ESDM Arifin Tasrif-Tangkapan Layar Youtube-Kementerian ESDM

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pemantauan kondisi pasokan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) terus dilakukan oleh Menteri ESDM di sejumlah wilayah Sumatera. 

Setelah meninjau empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Medan, Sumatera Utara kemarin 9 April 2022, hari ini Menteri Arifin kembali melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) di tiga SPBU yang berada di kota Bengkulu pada Minggu 10 April 2022.

(BACA JUGA:Adian Napitupulu: yang Ngomong Perpanjangan Jabatan Presiden Bukan Jokowi, Kok Dia yang Didemo?)

Selama inspeksi di lapangan, Menteri Arifin melihat ada lonjakan konsumsi BBM yang cukup signifikan. Kendati begitu, stok BBM di SPBU terpantau aman dan mencukupi bagi masyarakat selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.  

Di samping itu, antrian panjang kendaraan mengisi BBM juga sudah perlahan terurai.

"Di Bengkulu sudah naik 16 persen dibanding alokasi yang ditetapkan pada tahun 2021. Pak Gubernur (Bengkulu) sudah menyampaikan dan kita akan evaluasi secara keseluruhan. Nanti kita sudah memperkirakan dengan pertumbuhan konsumsi yang seperti ini dan didorong dengan disparitas harga antara subsidi dan non-subsidi yang cukup besar diperkirakan akan ada kenaikan volume sampai akhir tahun," kata Arifin saat ditanya oleh para awak media di SPBU 24.38216 KM 15 Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu, dikutip Minggu 10 April 2022. 

Khusus mengantisipasi meningkatnya aktivitas masyarakat di bulan Ramadhan, Pemerintah memastikan akan menjaga pasokan BBM di semua wilayah Indonesia. 

(BACA JUGA:Sindir Pemberitaan Media Soal Angelina Sondakh, Cut Fitri: Kok Cuma Bahas Dramanya saja, Investigasi Dong!)

"Kita akan memenuhi kebutuhan BBM supaya tidak ada kesulitan bagi masyarakat selama Ramadan dan libur lebaran," ujar Arifin menegaskan.

Adanya lonjakan permintaan BBM, sambung Arifin, seiring mulai tumbuhnya aktivitas perekonomian, seperti kebutuhan komoditas alam dan hasil perkebunan. 

"Ini mendorong produksi yang lebih banyak sehingga butuh dukungan besar dari sisi logistik transportasi. Makanya kami menerima masukan dari pengendara yang terpaksa harus antre (mendapatkan) BBM. Kami (pemerintah) mohon maaf, kedepannya akan segera kami perbaiki," jelasnya.

Sama halnya dengan kondisi SPBU di Medan, Arifin menemui berbagai kejadian terutama pelaksanaan pendistribusian BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran. 

(BACA JUGA:Gak Perlu Marah-Marah Pertamax Mahal, Pengamat Energi: Harga BBM Indonesia Paling Murah Kok!)

"Biosolar ini kan subsidi. Seharusnya diperuntukkan bagi yang berhak bukan untuk industri. Banyak kita temui di lapangan, (BBM subsidi) banyak dipakai untuk angkutan industri. Ini mengakibatkan berkurangnya jatah BBM (subsidi) bagi masyarakat umum," kata Arifin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: