Gawat! NFT Hingga Bitcoin Rawan Dijadikan Tempat Pencucian Uang, Kepala PPATK Ingatkan Hati-Hati

Gawat! NFT Hingga Bitcoin Rawan Dijadikan Tempat Pencucian Uang, Kepala PPATK Ingatkan Hati-Hati

Ilustrasi Pencucian Uang. FOTO: Bruno /Germany dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Maraknya penipuan melalui seorang afiliator balakangan ini, menjadi sorotan khusus Pusat Pelaporan dan  Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, maraknya kasus penipuan investasi belakangan ini adalah imbas dari pola-pola bisnis modern yang memang terkadang sudah irasional. 

(BACA JUGA:Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Tertekan Sinyal Kebijakan Pengetatan The Fed)

Celakanya, meski irasional, tetap saya bisnis digital semacam itu justru makin diminati masyarakat dengan tujuan kemapanan yang instan. 

Ivan mencontohkan seperti halnya Non-Fungible Token atau NFT. Di dalam bisnis NFT, seseorang tidak menjual barang, namun hanya position atau posisi. 

"Semakin kesini bisnis itu kan semakin irasional, NFT kan irasional. Kita gak jualan barang, kita kan jualan posisi. Kalau mas ada logo dan ada kegiatan, ini gak. Kepemilikan tidak ada underlyingnya kemudian," ujar Ivan dalam tayangan video di channel YouTube Deddy Corbuzier, sebagaimana dilihat Fin.co.id, Jumat 8 April 2022. 

Ivan menyebut, bisnis digital seperti NFT kedepannya juga berpotensi menimbulkan masalah ketika terjadi "bubble" atau titik jenuh. 

(BACA JUGA:Parah, Dua Tahun Gak Dipakai Jalur Mudik, Jalan Raya Kalimalang di Bekasi Berlubang dan Bergelombang)

"Ini akan bubble di atas, karena position kan. Semakin dia unik, semakin position dia diakui, semakin dia interaktif untuk diperdagangkan, karena punya value yang irasional tadi. Kemudian ditambah lagi market kan semakin irasional," tuturnya. 

Kemudian hal yang paling berbahaya lagi, kata Ivan, bisnis yang irasional ini kemudian dimanfaatkan pelaku kriminal untuk melakukan pencucian uang. 

Ia pun meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati agar tidak terjebak dalam pusaran kriminal. 

"Ini gambar saja, tidak ada barangnya, Mas Deddy menciptakan gambar dan seluruh dunia mengakui bahwa gambar itu ada, Mas Deddy buka di open see, masukin ke Metaverse, saya beli dengan Ethereum, Mas Deddy pindahkan ke saya. Gambar yang tadinya originally punya Mas Deddy pindah ke Ivan, sebuah kebanggan bagi Ivan. Sebuah kebanggan," ungkapnya. 

(BACA JUGA:Jumat 8 April 2022, Harga Emas Antam Naik Rp4.000 Per Gram)

"Ini bisa jadi permainan bisnis, tapi juga bisa jadi permainan pencucian uang. CIptakan sendiri barangnya, beli sendiri, dijual dan dia jadi legitimate kan," sambungnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: