Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Tertekan Sinyal Kebijakan Pengetatan The Fed

Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Tertekan Sinyal Kebijakan Pengetatan The Fed

Ilustrasi Rupiah. FOTO: Mohamad Trilaksono - Pixabay --

JAKARTA, FIN.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan, Jumat 8 April 2022. 

Rupiah disebut bakal tertekan oleh sinyal kebijakan pengetatan Federal Reserve AS yang lebih agresif.

(BACA JUGA:Jumat 8 April 2022, Harga Emas Antam Naik Rp4.000 Per Gram)

Mengutip data Bloomberg pukul 09.22 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.372 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 10 poin atau 0,07 persen, apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore, 7 April 2022 di level Rp14.362 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih bisa tertekan terhadap dolar AS hari ini. 

"Sentimen ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif masih akan memberikan tekanan ke rupiah hari ini," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Jumat pagi.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih di dekat level tertinggi dalam 3 tahun di kisaran 2,6% yang mengindikasikan ekspektasi pasar meninggi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif. 

(BACA JUGA:Utang Pemerintah Tembus Rp7 Ribu Triliun, Kemenkeu Klaim Masih Aman)

"Ekspektasi ini mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya," ujar Ariston.

Para pejabat The Fed berencana menyusutkan neraca keuangan sebesar USD95 miliar. Hal ini tertuang dalam risalah notulen rapat yang dipublikasikan Rabu 6 April 2022 malam. 

Rencananya kebijakan ini akan dilakukan bertahap selama tiga bulan dan kemungkinan dimulai pada bulan Mei 2022.dan akan dibahas dalam rapat FOMC pada 3-4 Mei 2022.

The Fed juga berencana membahas terkait dengan rencana kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

(BACA JUGA:Mahendra Siregar Jadi Ketua Komisioner OJK, Puan Maharani Wanti-Wanti Jangan Ada Lagi Investasi 'Bodong')

Di sisi lain, harga minyak mentah dunia yang mulai menurun bisa membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap inflasi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: