Gelombang 5 Covid-19 Menerjang, Hong Kong Kewalahan Urus Jenazah

Gelombang 5 Covid-19 Menerjang, Hong Kong Kewalahan Urus Jenazah

Petugas membawa jenazah korban Covid-19 ke pemakaman--Malaysianow.com

"Hampir seperempat orang tak bisa bekerja, Jadi beberapa rumah duka harus menggabungkan staf agar tetap beroperasi."

Kate, ibu rumah tangga berusia 36 tahun, mengatakan kematian bapak mertuanya akibat Covid pada Maret membawa emosi besar di keluarganya. Hal yang paling disesalinya adalah tak bisa menengok sang mertua di rumah sakit.

"Ketika mereka bilang dia tak bisa bertahan lagi, kami bergegas ke sana, tapi sudah terlambat," kata dia, yang hanya memberikan satu nama, kepada Reuters sambil berusaha menahan tangis di upacara pemakaman.

"Baru kali ini kami bisa melihatnya untuk terakhir kali."

China memasok lebih dari 95 persen kebutuhan peti mati Hong Kong yang mencapai 250-300 buah per hari, kata pejabat pangan dan kesehatan kota itu, Irene Young.

Dia menerima lebih dari 3.570 peti mati pada 14-16 Maret, setelah otoritas setempat berkoordinasi dengan pemerintah pusat China.

Enam krematorium kini beroperasi hampir 24 jam untuk menangani hampir 300 jenazah per hari, dua kali lipat dari biasanya.

Kamar-kamar mayat untuk publik telah diperluas agar bisa menampung 4.600 jenazah dari kapasitas sebelumnya yang hanya 1.350, kata otoritas.

Lembaga swadaya masyarakat Forget Thee Not telah bermitra dengan pembuat peti mati ramah lingkungan LifeArt Asia untuk mendonasikan 300 peti mati dan 1.000 kotak penyimpanan ke enam rumah sakit umum.

Setiap peti dibuat dari papan serat kayu daur ulang dan mampu menahan beban hingga 200 kg. Bahan pengawet seperti serbuk berubah menjadi gas ketika dimasukkan ke dalam peti atau kantong untuk menjaga kondisi jenazah hingga selama lima hari.

"Kita berada di tengah badai," kata kepala eksekutif LifeArt Asia, Wilson Tong. "Dan di tengah badai, kami berusaha memberi jeda untuk beristirahat."

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: