Tidak Ada Air Bersih, Warga Mariupol di Ukraina Masak dengan Lelehan Salju

Tidak Ada Air Bersih, Warga Mariupol di Ukraina Masak dengan Lelehan Salju

Tidak Ada Air Bersih, Warga Mariupol di Ukraina Masak Menggunakan Lelehan Salju, Ilustrasi oleh Наталья Коллегова dari Pixabay --

MARIUPOL, FIN.CO.ID - Di bagian selatan kota Mariupol, penduduknya kini terpaksa harus mencairkan salju, untuk melakukan aktifitas seperti memasak di ruang terbuka.

Kota pelabuhan yang dikepung pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir ini, sekarang dilaporkan sudah benar-benar hancur.

Tidak hanya sulit mendapatkan air bersih, warga Mariupol juga kesulitan mendapatkan makanan.

(BACA JUGA:Rusia Ancam Nasionalisasi Perusahaan Asing yang Tutup Operasi)

Bahkan untuk mendapatkan akses terhadap komunikasi terkadang sulit di dapat warga Mariupol.

Tidak adanya akses warga terhadap kereta api, juga dinilai menjadi salah satu alasan, mengapa warga Mariupol kesulitan meninggalkan kota mereka.

Kondisi ini dibenarkan oleh salah satu warga lokal yang mengatakan, "Kami dibom tanpa henti. Tidak ada listrik atau gas.

"Meski begitu, kami tetap berupaya membantu anak-anak dan orang tua. Kami berbagi apa yang kami punya, air dan sereal," lanjut warga lokal itu, seperti dikutip FIN (10/3) dari BBC.
 
Ia juga menyayangkan sekaligus kesal dengan aksi penjarahan yang terjadi, terlebih ketika tidak ada tersedianya bala bantuan yang terorganisir.

Rumah Sakit Anak di Mariupol Jadi Target Serangan udara

Sebelumnya, sebuah rumah sakit bersalin dan anak-anak kota Mariupol, jadi sasaran serangan udara Rusia, demikian klaim Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Akibat serangan tersebut, banyak warga sipil yang terjebak di bawah reruntuhan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang.

Presiden Volodymyr Zelensky juga membagikan sebuah rekamanan video, yang nampaknya diambil dari bagian dalam rumah sakit, yang kemudian terlihat rusak parah.

Terkait hal ini, seorang pejabat setempat mengatakan bahwa setidaknya 17 orang terluka, termasuk staf rumah sakit dan pasien yang dirawat.

Pavlo Kyrylenko, kepala pemerintahan daerah Donetsk yang merupakan bagian kota pelabuhan Mariupol, menyatakan tidak ada korban jiwa yang jatuh akibat serangan tersebut.

Sementara terkait korban luka-luka, tidak ditemukan di antaranya anak-anak yang menjadi korban.

Sementara itu menurut kantor berita Interfax , serangan tersebut terjadi di tengah gencatan senjata, yang sebelumnya sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: