IHSG Sepekan Kedepan Berpeluang Melemah, Tiga Faktor Diprediksi Jadi Penyebab

IHSG Sepekan Kedepan Berpeluang Melemah, Tiga Faktor Diprediksi Jadi Penyebab

Ilustrasi pergerakan IHSG hari ini-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah sepekan kedepan. Salah satu penyebab utamanya adalah tensi ketegangan militer antara Rusia dengan Ukraina yang menyeret Amerika Serikat dan NATO untuk ikut terlibat.

Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan, IHSG kemungkinan akan bergerak melemah pekan depan. 

"Penyebabnya adalah ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina. Ini akan berimbas negatif pada aset-aset berisiko termasuk IHSG ," kata Hans di Jakarta, Senin 14 Februari 2022.

(BACA JUGA:Holding Pangan ID Food Distribusikan 57,5 Ton Minyak Goreng ke Pedagang Pasar)

"IHSG minggu depan kemungkinan resistance 6.874 sampai 6.900, support 6.773 sampai 6.648," ungkap Hans.

Sejumlah media internasional memberitakan, gambar satelit komersial yang diterbitkan oleh perusahaan swasta AS, Maxar Technologies, menunjukkan penempatan pasukan militer Rusia di beberapa lokasi baru di dekat Ukraina. 

Maxar Technologies, yang melacak penempatan pasukan Rusia selama beberapa pekan terakhir, mengatakan gambar yang diambil pada Rabu dan Kamis, 9-10 Februari 2022, menunjukkan penyebaran baru yang signifikan di beberapa lokasi di Krimea, Rusia barat dan Belarusia.

(BACA JUGA:Harga Emas Antam, Sabtu 12 Februari 2022: Melonjak Rp12.000 per Gram)

Pergerakan itu dinilai AS sebagai tanda serangan sudah dekat. Invasi bisa datang kapan saja, mungkin sebelum akhir Olimpiade Musim Dingin bulan ini, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat, 11 Februari 2022, seperti dikutip Reuters.

Faktor kedua, inflasi di Amerika Serikat Januari 2022 tetap naik tinggi. Harga barang-barang konsumen mengalami lonjakan tahunan terbesar dalam 40 tahun terakhir. 

"Ini semakin memperkuat ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Maret depan," ujar Hans.

(BACA JUGA:AVA iLife Protection, Asuransi Jiwa Murni yang Fleksibel dengan Uang Pertanggungan hingga Rp5 Miliar)

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan hari Kamis (10/2), indeks harga konsumen (CPI) naik 7,5 persen dalam 12 bulan hingga Januari lalu, kenaikan terbesar sejak Februari 1982. Sementara dibandingkan bulan Desember 2021, harga barang naik melebihi perkiraan analis yaitu, 0,6 persen.

Data tersebut berlawanan dengan harapan pemerintahan Presiden Joe Biden.Kenaikan harga barang-barang melemahkan penilaian publik atas kinerjanya, yang ditandai dengan perlambatan ekonomi pada bulan pertama tahun 2022. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: