Bitcoin cs Melemah Pada Rabu 9 Februari 2022, Imbas Investor Lakukan Aksi Profit Taking

Bitcoin cs Melemah Pada Rabu 9 Februari 2022, Imbas Investor Lakukan Aksi Profit Taking

Ilustrasi Bitcoin-David McBEE-Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Bitcoin, Ethereum dan Kripto berkapitalisasi pasar utama serta lainnya melemah dalam perdagangan hari ini, Rabu, 9 Februari 2022. 

Kondisi itu dipicu para investor yang kembali melakukan aksi ambil untung (Profit Taking) setelah dalam beberapa hari Bitcoin (BTC) cs melesat dan perlahan pulih dari aksi jual besar-besaran (sell-off ) serta mengantisipasi ketegangan geopolitik antara Rusia  dan Ukraina (AS&Nato) di laut baltik. 

Pasar kripto telah berada dalam mode pemulihan dalam beberapa sesi terakhir dan mencatatkan arus dana masuk investor institusional sebesar USD 85 juta pada pekan lalu. 

(BACA JUGA:Naik Lagi, Harga Emas 24 Karat UBS dan Antam di Pegadaian 9 Februari 2022)

Bahkan Bitcoin memimpin arus dana masuk, yakni sebesar USD 71 juta, terbesar sejak awal Desember. Namun secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), Bitcoin masih membukukan arus keluar bersih (outflow) sebesar USD 60 juta.

Selain itu, situasi di perbatasan Ukraina kian memanas, lebih dari 100.000 tentara Rusia sudah berada di tempat tersebut. Amerika Serikat (AS) kembali mempertegas pandangannya bahwa Rusia sebentar lagi akan melaksanakan invasi ke Ukraina.

Dalam sebuah sesi pers, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa tuduhan ini dialamatkan dengan bukti. Ia menambahkan Rusia telah melakukan penumpukan besar-besaran pasukannya di dekat wilayah kekuasaan Kiev.

(BACA JUGA:IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Analis Berikut)

Di sisi lain Rusia telah membantah tuduhan invasi itu. Moskow berdalih pasukan itu digerakkan untuk melindungi kepentingan Rusia bila Ukraina menjadi anggota pakta pertahanan NATO yang merupakan rival negara itu.

“Ketegangan antara Ukraina dan Rusia yang turut menyeret Amerika Serikat dan negara-negara sekutu membuat pasar finansial global sedikit mengalami gejolak dalam beberapa pekan terakhir. Dalam kondisi tersebut, Bitcoin menjadi salah satu aset yang banyak diburu pelaku pasar karena status tambang bitcoinnya yang terbatas,” kata Chief Executive Officer Litedex Protocol, Andrew Suhalim dalam catatan untuk client.

"Selain itu, harga Bitcoin terkoreksi karena harga saat ini sudah terlalu tinggi sehingga para spekulan melakukan aksi profit taking, sambil menunggu harga terendah untuk mengambil posisi beli kembali,” lanjut Andrew.

(BACA JUGA:Harga Emas Internasional Melambung, Imbas Peningkatan Terhadap Permintaan Aset Safe-Haven) 

Sepanjang bulan ini, Bitcoin sudah mencatat penguatan 1,61 persen dan pada perdagangan hari ini, Rabu (9/2) diperdagangkan di kisaran USD 1.825/troy ons, melansir data Refinitiv.

Meski demikian, apakah bitcoin akan mampu terus menanjak, jika benar terjadi perang? Dan ini masih belum bisa dipastikan. Karena di tahun 2014, Rusia juga pernah menginvasi Ukraina, Bitcoin tidak menguat, karena Bitcoin  belum sepopuler saat ini.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: