Harga Emas Internasional Melambung, Imbas Peningkatan Terhadap Permintaan Aset Safe-Haven

Harga Emas Internasional Melambung, Imbas Peningkatan Terhadap Permintaan Aset Safe-Haven

Ilustrasi emas batangan internasional-Pexels - Pixabay-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas melesat ke level tertinggi hampir dua pekan, didukung meningkatnya kekhawatiran inflasi dan ketegangan Rusia-Ukraina, meski ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Amerika membatasi penguatan.

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.827,86 per ounce pada pukul 01.49 WIB, setelah menyentuh level tertinggi sejak 26 Januari, yakni USD1.828,12 per ounce, di awal sesi, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa 8 Februari 2022 atau Rabu 9 Februari 2022 dini hari WIB.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,3 persen menjadi USD1.827,90 per ounce, menjelang data inflasi AS yang akan dirilis Kamis.

(BACA JUGA:Harga Emas Internasional 8 Februari 2022 Naik, Data Inflasi Amerika Jadi Penyebab)

"Ada lebih banyak pendekatan  wait-and-see  dengan beberapa data yang lebih besar bakal dirilis pekan ini. Emas menunjukkan itu membentuk support besar-besaran di kisaran USD1.800 dan ini akan menjadi minggu yang penting bagi logam kuning," kata Edward Moya, analis OANDA.

Indeks harga konsumen Amerika untuk periode Januari diperkirakan naik 7,3 persen (tahunan), menurut jajak pendapat  Reuters,  setelah data tenaga kerja yang kuat pekan lalu mengipasi kekhawatiran inflasi.

Harga emas terjebak dalam kisaran perdagangan yang terbatas sejak awal tahun, tertahan di antara meningkatnya kekhawatiran inflasi dan melesatnya ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve.

(BACA JUGA:Daftar Harga Emas 24 Karat Antam dan UBS 8 Februari 2022 di Pegadaian)

"Jika data (inflasi) aktual sesuai ekspektasi atau lebih tinggi, dolar akan menguat bersama imbal hasil US Treasury, meninggalkan emas dengan tekanan penurunan yang substansial," ujar analis DailyFX, Warren Venketas.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed, yang meningkatkan  opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil. Suku bunga yang lebih tinggi juga mendorong dolar, menekan logam mulia yang dihargakan dalam  greenback.  

Ketegangan Rusia-Ukraina akan tetap meningkat meski ada optimisme dari Presiden Prancis Macron, kata Moya.

(BACA JUGA:Teten Masduki: Bank Harus Bidik UMKM Potensial Untuk Naik Kelas)

Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,3 persen, membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi lebih dari dua tahun.

Perak naik 0,9 persen menjadi USD23,19 per ounce, platinum melonjak 1,4 persen menjadi USD1.034,36 per ounce, sementara paladium turun 0,2 persen menjadi USD2.258,87 per ounce.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: